Sabtu, 23 November 2024

Teror di Selok Awar-Awar Kembali Terjadi

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Intimidasi dan terror terhadap warga penolak tambang di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang pasca terjadinya kasus tambang berdarah yang menewaskan Salim Kancil dan mengakibatkan Tosan kritis kembali terjadi.

Sabtu (31/10/2015) pagi, aksi terror menimpa Abdul Hamid, tokoh warga penolak tambang di Desa Selok Awar-Awar yang menjadi saksi kunci kasus Salim Kancil.

Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Iwan, yang tercatat juga berdomisili di Desa Selok Awar-Awar, mendatangi rumah Abdul Hamid dengan mengendarai motor Yamaha RX King warna kuning tanpa plat nomor polisi. Peristiwanya terjadi sekitar pukul 09.43 WIB.

Dari jalan depan rumah Abdul Hamid, ia kemudian berteriak-teriak memanggil-manggil Abdul Hamid yang dikenal sebagai karib Salim Kancil dan Tosan, agar keluar dari rumahnya. Iwan pun mengancam akan membunuhnya. Abdul Hamid yang saat itu berada di dalam rumahnya bersama istri dan ibunya, tak menggubris panggilan tersebut.

“Apalagi, istri saya melarang saya keluar, agar tidak sampai terjadi apa-apa. Sebab gelagatnya sudah tidak baik,” kata Abdul Hamid kepada Sentral FM. Karena tak kunjung keluar, Iwan pun melempar kaca rumah Abdul Hamid dengan batu.

Tak hanya itu yang dilakukan, pria itu menggeber-geber gas motornya dengan keras berulang kali. Namun, tak lama berselang muncul aparat Polsek Pairian bernama Aiptu Suliono yang datang bersama seorang rekan polisi lainnya. Mendapati kejadian itu, Aiptu Suliono pun langsung mengejar Iwan yang berusaha tancap gas.

Namun, upaya Iwan untuk kabur berhasil digagalkan, karena Aiptu Suliono langsung menabrakkan motornya ke arah motor Iwan hingga terjatuh. Dalam kondisi itulah, warga yang berada di lokasi, langsung bergerak menangkap pria ini.

“Beruntung, Iwan tidak sampai dihakimi beramai-ramai oleh warga, karena langsung diamankan aparat Polsek Pasirian. Iwan pun langsung diseret ke Mapolsek Pasirian untuk pemeriksaan intensif,” kata Sambang, Kaur Pemerintahan Desa Selok Awar-Awar di lokasi kejadian.

Untuk motif kejadiannya, Abdul Hamid yakin berkaitan dengan masalah penambangan pasir. “Sebab saya kan masih terus berjuang untuk menghentikan penambangan di pesisir,” ujarnya.(her/dop)

Teks Foto :
– Abdul Hamid.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs