Kamis, 28 November 2024

Empat Kali OTT KPK Selama 2015

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tercatat melakukan operasi tangkap tangan (OTT) sebanyak empat kali sejak Januari hingga Oktober 2015.

KPK baru memulai OTT pada April ini, di bawah kepemimpinan Taufiequrachman Ruki Pelaksana tugas (Plt) Ketua KPK, Wakil Ketua Zulkarnain, Adnan Pandu Praja Wakil Ketua, Johan Budi SP Plt Wakil Ketua dan Plt Indriyanto Seno Adji.

Setelah kekosongan ketua dan wakil ketua KPK nonaktif Abraham Samad dan Bambang Widjojanto diisi oleh plt ketua dan wakil ketua, komisi antisuap tersebut kembali menunjukkan kinerjanya dalam hal OTT dengan menangkap anggota DPR RI.

KPK menangkap tangan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDIP Adriansyah yang juga mantan Bupati Tanah Laut periode 2003-2013 bersama Direktur PT MMS Andrew Hidayat di Swiss-Bell Hotel Sanur Bali pada Kamis (9/4/2015).

Lembaga antirasuah ini menyita barang bukti berupa dolar Singapura dan rupiah senilai Rp440 juta yang diduga sebagai suap pengurusan izin PT Mitra Maju Sukses di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Pada Jumat 19 Juni, KPK menangkap tangan Bambang Karyanto Ketua Komisi III DPRD Musi Banyuasin Fraksi PDIP dan Adam Munandar Anggota Komisi III DPRD Musi Banyasin Fraksi Partai Gerindra yang menerima uang dari Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Musi Banyuasin, Syamsudin Fei, dan Faisyar, di kediaman Bambang.

KPK menyita uang Rp2,56 miliar dalam pecahan Rp50.000 dan Rp100.000 dalam tas berwarna merah maron yang diduga suap untuk anggota DPRD terkait RAPBD Perubahan tahun anggaran 2015.

Satu bulan berselang, KPK menangkap tangan Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putro, Panitera PTUN Medan Syamsir Yusfan, bersama pengacara dari kantor advokat OC Kaligis, M Yagari Bhastara Guntur, dengan alat bukti uang 5.000 dolar AS di ruang hakim Kantor PTUN Medan, Kamis (9/7/2015).

Dengan dugaan suap penanganan pengujian kewenangan Kejati Sumatera Utara terkait dana Bansos, Bantuan Daerah Bawahan, Bantuan Operasional Sekolah dan tunggakan Dana Bagi Hasil dan Penyertaan Modal pada sejumlah BUMD.

KPK juga menangkap dua hakim lain bernama Amir Fauzi dan Dermawan Ginting dan menambahkan bukti 10.000 dolar AS dan 5.000 dolar Singapura.

Kasus tersebut menyedot perhatian publik karena menyeret Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho beserta istri Evy Susanti, pengacara kondang Otto Cornelis Kaligis, dan Sekjen Partai Nasional Demokrat Patrice Rio Capella sebagai tersangka.

Kasus terbaru, KPK menangkap tangan anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Hanura, Dewie Yasin Limpo, dengan sekretaris pribadinya Rinelda Bandaso dan staf ahlinya Bambang Wahyu Hadi beserta dua pengusaha Harry dan Setiadi, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Deiyai Papua, Iranius, di Kelapa Gading dan Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (20/10), dalam kasus dugaan suap proyek pembangkit listrik mikrohidro di Papua.

KPK menyita sejumlah dokumen, telepon genggam dan 177.700 dolar Singapura yang diduga uang suap untuk Dewie. (ant/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
27o
Kurs