Pameran industri yang diklaim terbesar di Indonesia timur, Jatim Fair 2015 telah usai pada Minggu (18/10/2015). Tak sedikit industri kreatif yang meraup untung dari pameran selama 11 hari di Grand City Convec itu.
Lily Bordir adalah salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) asal Probolinggo yang ada di gerai Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi, menerima manfaat dari pameran ini.
“Produk unggulan Lily Bordir, kebaya krawang khas Bali mendapat respons positif dari pengunjung. Banyak yang beli,” ujar Sunarto salah satu PNS Bapemas yang menjaga stan di lantai tiga Gran City itu.
Menurut Sunarto, para pembeli rata-rata tertarik dengan warna dan bordir krawang yang menjadi ciri kabaya tersebut. Bahkan, ada istri salah satu Menteri Kabinet Kerja saat awal-awal pembukaan juga ikut membeli kebaya ini.
“Kemarin ada istri salah satu Menteri beli kebaya ini,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Lilik Supriatin owner Lily Bordir mengaku bersyukur produknya mendapat respons positif di pameran Jatim Fair. Sebab, tujuan dia ikut pameran adalah mengenalkan kebaya khas Bali yang asli garapan orang Jawa Timur.
“Ini asli karya tangan-tangan terampil orang Probolinggo,” ujarnya dihubungi suarasurabaya.net Minggu (18/10/2015).
Perempuan asli Selogudig Wetan, Pajarakan, Probolinggo ini ternyata memulai usahanya sejak tahun 2005 silam dengan karyawan 6 orang. Berprinsip usaha berbasis pengentasan kemiskinan, dia berhasil menyerap tenaga kerja dari lingkungannya sebanyak 450 pekerja yang mayoritas ibu rumah tangga.
“Para ibu-ibu bisa mengerjakan 400 kebaya fulker (full kerawang) setiap minggu atau 1600 kebaya perbulan,” katanya.
Kini, kebaya krawang yang diproduksi Lily Bordir sudah menyebar di beberapa daerah hingga mancanegara. Karena, kebaya yang juga biasa dikenakan perempuan Bali saat upacara keagamaan ini juga mulai digemari para turis di Bali.
“Saat berkunjung ke Bali, saya mulai melihat banyak turis-turis memakai kabaya buatan kami saat mereka menyaksikan upacara adat. Di outlet-outlet bali juga mulai banyak dagangan kami,” katanya.
Beromzet 250 juta perbulan, Lily Bordir teryata juga tidak bertumpu pada satu produk kebaya saja. Karya bordir dari jari-jari para ibu itu juga merambah ke banyak karya seperti Mukena, Jilbab, Tempat Tissu, dan Taplak Meja.
“Kami mulai sering ikut pameran. Produk kami sekarang sudah sampai Bali, Lombok, Batam, Jakarta dan di daerah Jawa Timur,” katanya.(bid/dwi)