Jumat, 22 November 2024

Sarang Burung Walet Indonesia Masih Ditampung Pasar Gelap

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Retno Oktorina Kabid Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Retno Oktorina Kabid Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya mengatakan, selama ini ekspor sarang burung walet masih didominasi pasar gelap yang diterima negara Hongkong. Karena untuk masuk ke China banyak protokol ekspor yang sulit dipenuhi produk Indonesia.

“Sebelum China membuka ekspor, pasar terbesar yang terlihat memang Hongkong, tapi itu pasar gelap. Karena China tahun lalu belum buka,” ujarnya di Balai Besar Karantina Pertanian, Senin (12/10/2015).

Retno mengatakan, selama ini semua negara memang boleh menentukan syarat bagi barang yang masuk ke negaranya. “Tapi, syarat itu tidak boleh mengada-ada. Harus logis,” katanya.

Menurut Retno, Indonesia adalah menyedia sarang burung walet terbesar di dunia dengan 80 persen lebih. Namun, baru 6 perusahaan yang bisa secara sertifikasi diterima oleh China sebagai pasar terbesarnya.

“Maka dari itu, Badan Karantina Pertanian terus membuat regulasi untuk memfasilitasi persyaratan karantina ini,” katanya.

Diantaranya, kata Retno, dengan membantu registrasi baik rumah walet, rumah produksi yang harus teregristaris dengan benar. Tujuannya untuk memudahkan penelusuran riwayat produk tersebut.

“Kita terus mempercepat, perusaahaan harus belajar memperbaiki syarat ini. Tapi jika ingin tetap bermain di pasar gelap, ya silahkan. Jika hanya memenuhi pasar gelap maka hanya bisa masuk di Hongkong saja. Tapi harganya lebih bagus yang di China,” katanya.(bid/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs