Sabtu, 23 November 2024

Aksi Solidaritas Salim Kancil Terus Mengalir

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Jenazah Salim Kancil. Foto: Sentral FM

Aksi solidaritas terhadap aktivis antitambang Salim Kancil terus mengalir yakni Pemuda Tanggap Bencana Universitas Jember dan Aliansi Mahasiswa Tolak Tambang turun ke jalan di dua lokasi berbeda di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (2/10/2015).

Aliansi Mahasiswa Tolak Tambang yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fisip dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Sastra melakukan “long march” dari Universitas Jember (Unej) menuju bundaran DPRD setempat.

“Kami mendesak semua tambang yang sedang dan akan berlangsung di pantai pesisir selatan harus ditutup karena penambangan itu menyebabkan konflik sosial hingga terbunuhnya Salim Kancil,” kata Anggi Raka koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Tolak Tamnbang Jember.

Menurut dia, pembukaan penambangan pasir besi di sepanjang pesisir selatan dari Banyuwangi hingga Lumajang menuai protes dari masyarakat, sehingga pemerintah kabupaten setempat harus tegas menolak penambangan yang menjadi pemicu konflik horisontal antarmasyarakat.

“Tragedi berdarah di Desa Selok Awar-Awar Lumajang bisa saja terjadi di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, apabila hal tersebut tidak diantisipasi sejak dini karena masyarakat sekitar sudah tegas untuk menolak penambangan pasir besi di sana,” paparnya seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan kasus terbunuhnya aktivis antitambang Salim Kancil harus menjadi pelajaran semua pihak dan pemerintah tidak gegabah untuk menerbitkan izin penambangan yang sudah jelas ditolak oleh masyarakat setempat.

“Kami mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus pembunuhan dan penganiayaan terhadap Salim Kancil dan Tosan yang menjadi korban kekerasan para penguasa desa setempat. Tangkap dan adli aktor intelektual dibalik terbunuhnya Salim Kancil,” tegasnya.

Sementara itu, Djoko Mulyono Koordinator Pemuda Tanggap Bencana Universitas Jember, mengatakan aksi solidaritas atas terbunuhnya Kancil dilakukan dengan membangun sebuah tenda untuk menggalang opini publik atas kasus tersebut.

“Kami sudah memasang tenda selama tiga hari untuk menggalang opini kasus terbunuhnya aktivis antitambang dan hari ini kami turun ke jalan di kawasan kampus untuk mengajak mahasiswa lain berempati terhadap Salim Kancil,” tuturnya.

Ia mengatakan Pemuda Tanggap Bencana Unej juga sudah berbincang secara lesan kepada pihak Fakultas Hukum Unej terkait dengan upaya pendampingan hukum para korban kekerasan di Lumajang tersebut.

“Tim Lembaga Bantuan Hukum Unej menyatakan kesiapannya untuk ikut mendampingi, apabila diperlukan oleh keluarga korban,” katanya.

Djoko mengatakan M. Hasan Rektor Unej juga memberikan dukungan kepada Pemuda Tanggap Bencana Unej atas aksi solidaritas yang dilakukan para mahasiswa tersebut.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs