Ikan koi yang menjadi pemenang dalam sebuah kontes atau kejuaraan akan berdampak pada nilai jualnya yang menjadi semakin tinggi. Jongki Santoso Wakil Ketua Surabaya Koi Club, mengatakan ikan koi yang juara pada level Grand Champion, bakal mengalami peningkatan harga hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
“Grand Champion itu yang best of the best dari seluruh level. Koi yang terbaik dari segala level kontes. Kalau kontes lokal biasanya ikan koi yang juara bisa sampai puluhan hingga ratusan juta. Kalau kontes di Jepang itu bahkan ada yang sampai 600 juta setelah juara di level Grand Champion,” kata Jongki kepada suarasurabaya.net, di PTC Surabaya, Minggu (27/9/2015).
Biasanya, kata Jongki, pembeli ikan koi yang berhasil menjuarai level Grand Champion tersebut berasal dari sesama penghobi ikan koi.
“Kadang itu, satu penghobi lihat ikan koi milik temannya juara di Grand Champion. Merasa ikan koi milik temannya tersebut istimewa. Akhirnya jadi kepingin,” ujarnya.
Kata Jongki, ikan koi yang juara pada level Grand Champion bisa dari jenis apapun. Tergantung apa keistimewaan yang dimiliki oleh ikan koi tersebut.
“Dari puluhan varietas ikan koi bisa saja juara pada level ini. Macam-macam syaratnya. Bisa dilihat dari aspek bodi, kulit, kualitas pola susunan warna dari ikan koi tersebut,” ujar dia.
Jongki melanjutkan, untuk menjadikan ikan koi juara di pada level ini tidak mudah. Harus ada keuletan dalam hal perawatan bagi pemilik yang ingin ikan koi miliknya menjadi pemenang.
“Kualitas air harus bagus. Air pegunungan pasti lebih bagus kualitasnya daripada air pam untuk ikan koi. Air di Prigen atau Trawas sana, itu bagus sekali. Lalu harus ada kubikasi antara kolam dan filter. Ini harus dilakukan, kalau tidak, bisa merusak kualitas ikan koinya. Bikin jelek,” kata Jongki.
Para penghobi koi pun ternyata bermacam-macam cara memeliharanya. Ada yang memang merawat sendiri, ada juga yang menitipkan ikan koinya kepada orang lain.
“Ada yang dirawat sendiri, ada juga yang dititipin ke orang, keeping istilahnya. Kalau dititipin itu biasanya si pemilik sudah tidak punya lahan atau kolam lagi untuk merawat ikan koi. Kadang ikannya sudah oenuh. Atau memang kolamnya tidak memenuhi syarat,” ujarnya.
Di Jawa Timur sendiri, kata Jongki, sudah mulai banyak yang menjadi petani-petani ikan koi.
“Sudah banyak sekarang di Blitar dan Kediri, itu tempatnya petani-petani koi. Di Surabaya juga ada,” katanya. (dop/iss)