HM Amin Abdullah guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Yogyakarta mengkritisi rendahnya tingkat kedisiplinan bangsa Indonesia.
Indonesia dengan 237 juta penduduk sering menghadapi kesulitan baik sebelum maupun setelah reformasi.
Peringkat mutu pendidikan belum menggembirakan, prestasi olahraga anjlok serta tawuran antar pelajar, antar RT, antar desa masih sering terpampang di media cetak maupun elektronik.
Begitu juga di lingkungan sebagian kehidupan mahasiswa di berbagai kota. Dengan dalih kebebasan, merusak kampus dan menghancurkan fasilitas perkuliahan hanya karena persoalan sepele.
Amin Abdullah mengkritisi kehidupan sosial di masyarakat, waktu menjadi khotib shalat Idul Adha 1436 H di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (24/9/2015) pagi.
Dalam khotbahnya berjudul “Berkorban untuk kemajuan bangsa dan peradaban” guru besar UIN Walisongo itu juga menyinggung konflik intern dan antar pengikut agama yang berbeda masih muncul di beberapa tempat.
Korupsi masih menjadi trending topic di media, kejahatan narkoba menggerogoti generasi muda, pembabatan dan pembakaran hutan diikuti banjir bandang juga masih terjadi.
Kata Amin Abdullah, semuanya ini adalah dampak dari masih rendahnya disiplin nasional, lunaknya etos kerja, lemahnya dedikasi dan komitmen para pemimpin. Selain itu juga akibat lemahnya disiplin pribadi, kendornya disiplin masyarakat serta lunaknya disiplin berbangsa dan bernegara.
Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal tidak diikuti Presiden dan Wakil Presiden. Presiden merayakan Idul Adha di Martapura, dan Jusuf Kalla Wapres berada di AS.
Seluruh anggota kabinet kerja Jokowi-JK juga absen. Hanya Zulkifli Hasan Ketua MPR di antara pimpinan lembaga negara yang hadir bersama beberapa duta besar negara Islam di Jakarta.
Idul Adha kali ini Masjid Istiqlal menerima sumbangan ternak kurban sebanyak 23 ekor sapi dan 10 ekor kambing. (jos/dwi/ipg)