Muhammad Nuh, mantan Menteri Pendidikan mengajak seluruh umat Islam mampu meneladani keiklasan Nabi Ibrahim ketika menjalankan kurban. Hal ini dia sampaikan ketika menjadi Khatib dalam ibadan Shalat Idul Kurban di Masjid Al Akbar Surabaya, Kamis (24/9/2015).
“Ada tiga nikmat jika ketiganya bertemu secara bersamaan maka hidup ini akan menjadi semakin sempurna,” kata M Nuh.
Tiga nikmat itu adalah nikmat keimanan, kesehatan dan kesempatan. Keiamanan tentunya bisa dirasakan bagi umat yang saat ini merayakan lebaran kurban dengan melakukan ibadah Shalat Ied.
Begitu juga kesehatan. Tidak semua umat yang memiliki iman diberikan kesehatan. Sedangkan kesempatan juga tidak bisa dimiliki semua orang.
M Nuh juga menyampaikan jika perayaan Idul Kurban kali ini juga mencerminkan sebuah simbolisasi keiklasan. Keiklasan ini bisa dicontoh dari Nabi Ibrahim.
“Berkurban adalah pengenalan hujjah, atau pola fikir berbasis rasionalitas di dalam proses mencari kebenaran meskipun pada akhirnya harus ditutup dengan kepatuhan dan ketundukan secara total,” kata dia.
Begitu juga keteladanan dari Nabi Muhammad juga harus selalu menjadi contoh dan panutan. Berangkat dari itu semua M Nuh mengajak umat bisa menghadapi kehidupan yang penuh persoalan dan tantangan ini dengan penuh optimisme, dan kerja keras.
“Ada kaidah fiqih yaitu Al musyaqqoh tajlibu taysir, yaitu kesulitan pasti akan mendatangkan kemudahan,” kata dia.
Sementara itu, bertindak sebagai imam dalam Shalat Ied di Masjid Al Akbar adalah KH Abdul Hamid Abdullah yang merupakan Imam Besar Masjid Al Akbar.
Sholad Idul Adha sendiri dimulai sekitar pukul 06.15 dan diikuti lebih dari sepuluh ribu jamaah. (fik/ipg)