Pengorbanan bisa diwujudkan dari kegiatan pendidikan, sosial, politik, maupun ekonomi. Demikian sebagian dari isi khutbah shalat Idul Adha yang disampaikan Doktor Shobasussurur sebagai khotib di lapangan Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2015).
“Cinta Nabi Ibrahim A.S kepada Allah mengalahkan segalanya. Beliau rela menyembelih putra yang sangat dicintai yaitu Ismail, karena loyalitasnya yang tinggi kepada Allah. Karena Cinta kepada Allah, Ismail rela menyerahkan nyawanya untuk disembelih sang bapak,” ujar Shobahussurur.
Di depan ribuan jamaah shalat Id, Dia menjelaskan, pengorbanan besar dilakukan juga para kakek, nenek moyang bangsa Indonesia dalam meratakan jalan menjadikan Indonesia sebagai “The Largest Muslim Country In The World” (Negara muslim terbesar di dunia). Mereka mendermakan segala yang dimiliki untuk kepentingan agama dan bangsa. Mereka berjuang sekuat tenaga mengorbankan segalanya. Mereka rela seluruh hartanya dirampas dan diri mereka dijebloskan ke dalam penjara. Bahkan tidak cukup sampai disitu, mereka kadang disiksa hingga meninggal dunia
Namun mereka bergeming dan tidak menyerah, asalkan Islam tetap kokoh dan berkembang di negeri Indonesia.
Dalam pengorbanan sekarang, kata Shobahussurur, mereka membangun lembaga pendidikan, pesantren, masjid, organisasi, dan yayasan-yayasan Islam.
Dia juga mencontohkan Masjid Agung Al Azhar didirikan, dikembangkan hingga sekarang, tidak lain adalah berkat pengorbanan tiada henti oleh para pendiri dan penerusnya.
“Pengorbanan harus ditingkatkan, semangat juang para pengelolanya harus dikobarkan.loyalitas dukungan jamaah dan masyarakat harus digalakkan, supaya lembaga ini tidak tenggelam didera oleh gempuran ombak kapitalisme dan hedonisme yang semakin brutal,” pungkasnya.(faz/ipg)