Bank Indonesia (BI) Jawa Timur memprediksi pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur akan lebih tinggi dibandingkan nasional di akhir tahun 2015 ini.
“Estimasi kami presentase pertumbuhan ekonomi Jatim sampai 5,3 hingga 5,7 persen di triwulan 4 tahun 2015. Sementara nasional mungkin hanya 4,7 hingga 5,1 persen,” kata Taufik Saleh Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah BI Jatim di kantor ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Surabaya, Jumat, (18/9/2015).
Menurut Taufik, salah satu faktor yang meyakini BI Jatim memprediksi hal tersebut adalah karena sektor industri Jatim unggul daripada daerah-daerah lain.
“Kalau di Pulau Jawa kita hanya kalah sama Banten kalau dilihat dari sektor industri. Ini yang membuat Jatim memberikan optimisme dan kita harus berbesar hati karena mampu tumbuh diatas nasional tahun ini,” ujar dia.
Namun untuk mewujudkan hal tersebut, kata Taufik, ada empat prasyarat yang harus dilakukan oleh Jawa Timur.
“Yang pertama adalah memperbaiki kondisi ekonomi dengan mitra dagang Jawa Timur seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang. Kedua volatilitas nilai tukar rupiah harus stabil. Ketiga kenaikan UMK (Upah Minimum Kerja) tidak terjadi. Lalu yang terakhir adalah adanya konektivitas antar daerah harus tetap terjaga,” kata dia.
Sementara itu, Wasiaturrahma Ketua Program Studi S2 Magister Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga mengatakan estimasi yang dikeluarkan oleh BI tersebut masuk akal.
“Kalau target Jatim pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari nasional pastinya iya bisa. Tapi kita harus waspada juga dengan tekanan nilai tukar rupiah saat ini,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Bank Indonesia Jatim mengatakan nilai share pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terhadap nasional adalah 15 persen. Sementara terhadap pulau Jawa secara keseluruhannya 25 persen. (dop/rst)
Teks Foto:
– Taufik Saleh Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah BI Jatim
Foto: Dodi Pradipta suarasurabaya.net