Sabtu, 1 Februari 2025

Sekitar 4,7 Juta Penduduk Jatim Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Ilustrasi. Foto: upgraders.org

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis jumlah penduduk Jawa Timur yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 4.789.000 jiwa sampai bulan Maret 2015. Sementara secara nasional penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 28,59 juta penduduk.

“Penduduk miskin Jatim mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,06 poin dari 12,28 persen September 2014 menjadi 12,34 persen pada Maret 2015. Jumlah penduduk miskin Jatim pada September 2014 sebanyak 4.748.000 jiwa,” ujar Sairi Hasbullah Kepala BPS Jatim kepada wartawan, Selasa, (15/9/2015).

Menurut Sairi, jika ditinjau secara daerah kota-desa, peningkatan persentase penduduk miskin di Jawa Timur terjadi di pedesaan yakni 0,26 poin. Sementara di daerah perkotaan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,11 poin. Persentase ini dihitung dari bulan September 2014 ke bulan Maret 2015.

“Persentase penduduk miskin di daerah pedesaan naik 0,11 poin dari 15,92 persen menjadi 16,18 persen. Di daerah kota persentase penduduk miskinnya menurun 0,11 poin dari 8,30 persen menjadi 8,19 persen,” kata Sairi.

Menurut Sairi, meningkatnya jumlah penduduk miskin di pedesaan Jawa Timur mungkin saja disebabkan oleh tingginya angka inflasi daripada yang terjadi di kota.

“Mungkin saja adanya inflasi di pedesaan Jatim yang relatif tinggi. Biasanya masyarakat di desa itu kan kalau membeli komoditas-komoditas itu dalam satuan. Beli telur 1 atau 2, atau gula belinya eceran. Beli rokok sebatang dua batang. Semakin kecil satuannya kan semakin mahal,” kata dia.

Selain itu, Sairi menduga tingkat perekonomian masyarakat pedesaan di Jawa Timur saat ini mengalami stagnasi. Hingga menyebabkan jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan semakin meningkat.

“Ada stagnasi upah buruh yang terjadi di daerah pedesaan. Kalau inflasi meningkat, mereka malah sulit menembus hidup di atas garis kemiskinan. Beda dengan kota, sejak tahun 2014 ongkos buruh misalnya buruh bangunan di perkotaan Jatim itu selalu meningkat,” kata dia.

Dua komoditi yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan di Jatim adalah beras dan rokok kretek filter. Di kota, beras menyumbang 25,42 persen sementara di desa 30,87 persen.

Sementara untuk rokok kretek filter di kota menyumbang 8,20 persen dan di desa 7,32 persen.

Untuk diketahui, pada periode September 2014-Maret 2015 garis kemiskinan meningkat sebesar 5,25 persen atau Rp15.226 per kapita per bulan. Yaitu dari Rp289.945 per kapita per bulan pada September 2014 menjadi Rp305.171 per kapita per bulan pada Maret 2015. (dop/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 1 Februari 2025
30o
Kurs