Budidaya ikan lele yang dikembangkan peternak Lumajang diminati petani ikan air tawar dari daerah lain. Bahkan sampai ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang rutin memesan benih sampai 2 juta ekor perbulannya.
Ir Syaiful Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (11/9/2015), mengatakan bahwa peternak lele Lumajang ini selain melakukan pembesaran sampai komoditi siap konsumsi, juga mengembangkan pembenihan. Hasil dari budidaya pembenihan ini, 2 juta ekor perbulan dikirim ke Bali dan NTB. Daerah lain yang juga meminta kiriman adalah dari Jember sampai Banyuwangi,” katanya.
Benih lele yang dipesan, adalah lele jenis dumbo yang mudah pembudidayaannya dan memerlukan waktu yang singkat untuk pembesaran hingga siap konsumsi. Dimana, benih lele ini membutuhkan waktu pembesaran maksimal 2,5 bulan saja, sampai siap dipanen untuk dijual.
Wilayah-wilayah pembenihan lele ini, masih kata Syaiful, tersebar merata di berbagai wilayah Kecamatan. Namun yang terbesar adalah di Kecamatan Rowokangkung dan Yosowilangun. “Dan para pembenih lele ini, sejak lama sudah bekerjasama dengan para petani ikan air tawar di Bali dan NTB. Sehingga permintaan terus bertambah,” paparnya.
Sedangkan untuk budidaya lele siap konsumsi, Syaiful mengungkapkan, bahwa petani pembudidaya ikan air tawar di Lumajang mampu menghasilkan komoditi mencapai 1000 ton pertahunnya.
“Komoditi lele siap konsumsi ini, selain sebagian dikonsumsi lokcal juga dikirimkan ke berbagai daerah. Diantaranya ke Surabaya, Probolinggo, Malang, Jember dan dan berbagai daerah lainnya. Dan harganya juga lumayan menguntungkan, perkilogramnya saat ini berkisar Rp. 20 ribu,” demikian kata Syaiful. (her/rst)
Teks Foto :
– Ir Syaiful.
Foto : Sentral FM.