Asap tebal akibat pembakaran hutan di Riau mencemari udara Singapura sehingga pemerintah harus segera mengambil langkah, kata Ardhito prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
“Pagi ini jarak pandang hanya 2.500 meter. Ini sudah mengganggu penerbangan dan transportasi lalu lintas,” sambung dia di Kantor BMKG Tanjungpinang, Kamis (10/8/2015) seperti dilansir Antara.
Ardhito mengungkapkan, asap dari Riau juga mencemari udara Malaysia, namun kondisinya jauh lebih baik dibanding Singapura.
Secara umum, jarak pandang di Malaysia akibat asap tebal dari Riau mencapai 10 KM sehingga tergolong kondusif, namun di Johor yang dekat dengan Kepri, jarak pandang hanya 4.000 meter.
Sementara jarak pandang di Riau, khususnya Pekanbaru, hanya 2.000 meter. Asap berasal dari kebakaran hutan di Rengat dan Keritang, Riau.
“Ada lima titik api di daerah tersebut. Asap yang berpotensi masuk Singapura bukan berasal dari Kalimantan, melainkan dari Riau,” kata Ardhito.
Dia menjelaskan BMKG Tanjungpinang memantau cuaca dengan menggunakan Satelit Himawari 8 yang menunjukkan asap dari Riau yang mencemari udara Kepri berpotensi dibawa angin ke Singapura.
Sementara jarak panjang di Tanjungpinang akibat asap dari Riau 5 km sehingga masih tergolong kondusif. (ant/dwi/ipg)