Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67, Polisi Wanita (Polwan) Jawa Timur menampilkan peragaan busana batik.
AKBP Siti Al Indasah Kabid Hukum Polda Jatim selaku panitia mengatakan pemilihan busana batik agar seluruh anggota Polwan melestarikan dan memberdayakan batik.
“Menampilkan sosok seorang Polwan menjadi model dengan menggunakan batik, karena batik itu merupakan budaya asli milik nenek moyang dan ada nilai sejarah,” kata AKBP Siti, Selasa (8/9/2015).
Nilai sejarah batik bermula saat kali pertama Polwan terbentuk di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 1 September 1948 silam. Polwan diperlukan saat melakukan penggeledahan untuk memastikan tidak ada penyusup. Saat itu, banyak masyarakat khususnya perempuan tidak berkenan diperiksa oleh polisi pria.
“Nah, dari situ banyak perempuan yang daftar menjadi anggota polisi wanita masih menggunakan pakaian batik,” ujar dia.
Seiring perkembangan zaman, melalui batik, Siti ingin mengingatkan kembali kepada para Polwan, agar tidak melupakan sejarah berdirinya Polwan. Apalagi batik sekarang sudah diakui oleh dunia dan terdaftar di Unesco.
Selain memperagakan busana batik di atas catwalk, beberapa Polwan lainnya juga menampilkan seragam dari tiap unit yang ada di kepolisian. Mulai dari unit Reskrim, Intelijen, Sabhara, Lalu Lintas, Pam. Obvit, Dit. Polair, Brimob dan Bimas.
“Ada 40 anggota Polwan untuk menampilkan semua uniform atau seragam dari masing-masing kesatuan, dan itu sudah termasuk model yang menggunakan batik,” kata Siti.
Sementara, dalam perayaan HUT Polwan ke-67 di Polda Jatim, juga dilakukan pemotongan kue yang dilakukan Brigjen. Pol Eddy Hariyanto Wakapolda Jawa Timur. (bry/iss/ipg)
Teks Foto:
– Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 67, Polwan Jawa Timur menampilkan peragaan busana batik.
Foto: Bruriy suarasurabaya.net