Pertemuan Dewan Olimpiade Asia atau OCA di Turkmenistan pertengahan September 2015 ini menjadi kesempatan emas bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk melobi FIFA berkaitan permasalahan sepak bola nasional.
“Tanggal 11 September nanti kami akan berangkat ke Turkmenistan. Disana akan banyak pertemuan dan kami akan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan komunikasi dengan banyak pihak,” kata Imam Nahrawi Menpora di sela pembukaan Liga Santri Nusantara 2015, Karawang, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Minggu (6/9/2015).
Agenda utama pertemuan dengan OCA adalah pembahasan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Pada kesempatan yang sama turut hadir Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah anggota Komite Eksekutif FIFA.
Pria asal Kuwait itu memastikan diri menghadiri pertemuan karena selain menjadi anggota Komite eksekutif FIFA dia adalah Presiden OCA. Oleh sebab itu, peluang perwakilan Kemenpora untuk melakukan pertemuan cukup terbuka.
Pihak Kemenpora yang didukung Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pertemuan di Turkmenistan. Mulai dari pembayaran garansi sebesar 2 juta dolar AS, master plan, hingga logo Asian Games 2018, yang baru akan diluncurkan bersamaan dengan Hari Olah Raga Nasional (Haornas), Rabu (9/9/2015).
“Semuanya akan kami laporkan. Mulai persiapan Asian Games 2018 hingga perkembangan sepak bola nasional,” kata Imam Nahrawi.
Pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu menjelaskan, khusus perkembangan sepak bola nasional, pihaknya akan menjelaskan dengan detail apa yang telah dilakukan pasca mengambilalih posisi PSSI yang sebelumnya telah dibekukan.
Selama dalam masa sanksi termasuk dari FIFA, beberapa turnamen sepak bola telah digelar mulai dari Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi. Saat ini turnamen yang diikuti 24 klub Divisi Utama itu masih berjalan dan memasuki babak semifinal.
Selanjutnya Liga Santri Nusantara 2015. Turnamen khusus untuk pemain usia dibawah 17 tahun ini bahkan diikuti peserta cukup banyak yaitu 192 tim dari 10 provinsi. Sasaran dari digelarnya turnamen ini adalah untuk mencari bibit pemain potensial.
“Semuanya akan kami laporkan termasuk Liga Santri. Kami akan menjelaskan langkah pemerintah dalam memperbaiki persepakbolaan nasional,” kata pria kelahiran Bangkalan, Madura itu.
Kemenpora sebenarnya sudah pernah melakukan komunikasi dengan presiden OCA pada 11 Agustus lalu di sela pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Perkembangan Asian Games 2018 dan sepak bola juga dibahas dalam pertemuan tersebut. (ant/den/dwi)