East Java Scouts Challenge (EJSC) 2015 yang digelar Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur kini menjadi percontohan bagi Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka untuk menyelengarakan ajang serupa dalam skala nasional.
Siaran pers Humas Setdaprov Jatim yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu (5/9/2015), menyebutkan hal itu terungkap dalam peluncuran kegiatan “Indonesia Scouts Challenge (ISC) 2015” di Gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat, 3 September 2015.
Di sela penandatanganan “MoU ISC” dalam rangkaian Rakernas Gerakan Pramuka 2015 di Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) Cibubur Jakarta itu, Adhyaksa Dault Ketua Kwarnas, memuji pelaksanaan ESJC-2015 yang sudah digelar Februari hingga Agustus 2015.
Ia menilai perhelatan itu telah sukses memunculkan kembali gairah anak muda ke Pramuka. Dengan kerja sama dengan pihak swasta, ternyata membawa dampak positif bagi perkembangan Pramuka ke depan.
“Pramuka itu potensinya luar biasa. Tidak ada kegiatan yang potensinya lebih besar dan punya dampak positif dibanding Pramuka, sebab di Pramuka anak-anak bisa langsung diajarkan keterampilan, ketangkasan, kerja sama dan pembentukan karakter yang mungkin tak cukup didapatkan dari sekolah,” ujarnya.
Peserta kegiatan ISC 2015-2016 adalah Pramuka tingkat Penggalang Ramu yang duduk di bangku kelas IV hingga V SD dengan usia maksimal 12 tahun.
ISC direncanakan mulai bergulir pada akhir tahun ini di tujuh provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Bali.
Sistem seleksi diawali dengan regional championship (tingkat kabupaten/kota). Pemenang regu putra dan putri terbaik dari masing-masing kabupaten/kota berhak lolos ke province championship (tingkat provinsi).
Puncaknya, wakil dari masing-masing provinsi akan berangkat ke national championship yang digelar sekitar Agustus 2016. Regu putra dan putri terbaik akan menyandang predikat sebagai juara nasional.
“Sebagai hadiahnya, mereka akan berkesempatan terbang ke Amerika Serikat serta berhak menerima hadiah tabungan pendidikan,” katanya.
Menurut Saifullah Yusuf Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jatim, Gerakan Pramuka menjadi model pendidikan terbaik untuk membentuk karakter bangsa, karena itu Gerakan Pramuka harus didukung dan difasilitasi agar bisa memasyarakat dari kota besar hingga ke pelosok-pelosok desa.
“Gerakan Pramuka juga berpotensi besar menarik minat anak-anak dan remaja Indonesia. Ibarat api dalam sekam, hanya perlu sedikit pemantik untuk kembali menggelorakan Pramuka. Salah satunya melalui kegiatan ISC 2015-2016. EJSC sudah membuktikan bahwa Gerakan Pramuka bila dikemas dengan baik bisa menjadi sangat menarik,” tuturnya.
Penyelenggaraan ISC juga diharapkan bisa memberikan prestasi seperti EJSC yang masuk catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan jumlah peserta EJSC 2015 mencapai 172.957 siswa dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Peserta mengikuti seleksi dengan berbagai jenis tantangan sampai tersaring menjadi 2.280 finalis.(ant/iss/ipg)