Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim melakukan pembongkaran makam Irfan Fanani (25), di Tempat Pemakaman Umum di Dusun Cucung, Desa Janti, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Selasa (1/9/2015). Pembongkaran itu dilakukan guna penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Sebab pihak keluarga menilai meninggalnya Irfan Fanani yang menjadi anggota klub motor Yamaha Riders Community Sidoarjo (YRCS) itu tidak wajar, almarhum diduga dianiaya oleh sesama anggota klub motor.
“Hanya ingin memastikan saja. Apakah anak saya itu memang meninggal dengan wajar atau tidak. Karena saya melihat ada kejanggalan pada luka di kepala dan tubuhnya (Irfan Fanani, red),” kata Tomi Sugiarto orang tua korban, Selasa (1/9/2015).
Luka kepala dan di tubuh Irfan Fanani itu didapat saat mengikuti kegiatan diklat sebagai anggota baru di klub motor Yamaha Riders Community Sidoarjo (YRCS) di Pacet, pada Sabtu (23/5/2015) lalu.
Pihak keluarga mendapatkan informasi, setelah dihubungi oleh salah satu teman klub. “Saya dihubungi Minggu (24/8/2015) pagi oleh salah satu anggota klub, kalau anak saya mengalami kecelakaan dan terluka,” ujar dia.
Mendapatkan kabar tersebut, Tomi langsung berangkat ke Rumah Sakit Glagah, Mojokerto. Namun, perawatan alat medis tidak memadai, Irfan Fanani rujukannya dipindah ke Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Saat dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, keesokan harinya, Irfan Fanani meninggal. “Berdasarkan keterangan medis, dokter yang menangani dan merawat Irfan Fanani saat ada di Rumah Sakit Dr. Soetomo, sebelum meninggal luka pada anak saya itu karena benda tumpul keras,” ujar Tomi.
Dari luka benda tumpul itulah, akhirnya dilakukan pembongkaran makam Irfan Fanani untuk outopsi dilakukan oleh tim DVI Polda Jatim.
Tomi mengungkapkan, saat anggota Reskrim Polres Mojokerto Kabupaten, melakukan pemeriksaan terhadap para anggota klub motor Yamaha Riders Community Sidoarjo (YRCS), keterangannya tidak sama dan ada kejanggalan. Artinya setiap orang memberikan keterangan yang tidak sama.
“Pertama ada yang mengatakan jatuh main sepakbola plastik. Kedua terpeleset saat mau berenang, kemudian ada yang mengatakan anak saya itu dikejar empat orang lari dan panjat pohon, kemudian lompat dan terjatuh masuk ke selokan,” kata Tomi. (bry/rst)