Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, menurunkan daya beli masyarakat terhadap barang elektronik sebesar 20 persen.
Rudi Sukamto General Manajer Hi Tech Mall Surabaya mengatakan, hal ini terpantau dari menurunnya jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan elektronik. Pengunjung juga menjadi lebih selektif, mulai membanding-bandingkan barang yang lebih murah.
“Dulu, tergiur langsung beli. Sekarang menunggu, mungkin bulan depan baru beli,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (31/8/2015).
Rudi mencontohkan, harga barang elektronik yang paling terdampak adalah notebook dengan tipe yang spec-nya tinggi. Selain itu, penjualan gadget yang high end juga mengalami penurunan 30 sampai 40 persen. “Notebook yang tetap bisa jalan itu dikisaran harga 3-4 juta,” katanya.
Menurutnya, kalaupun ada barang elektronik yang harganya tidak naik, itu karena produsen menurunkan harga pokoknya. “Tapi jika dikurskan tetap, karena harga kulakannya turun,” ujar Rudi yang juga menjabat sebagai Sekertaris Asosiasi Pusat Perbelanjaan.
Untuk mengatasi kenaikkan harga barang elektronik, kata Rudi, saat ini konsumen harus jeli melihat barang, kebutuhan dan mengamati program diskon yang diberikan toko. “Jeli melihat kebutuhan itu misalnya untuk anak SD-SMP lebih baik beli yang spec-nya rendah,” katanya.(iss/rst)