Peserta pelatihan dalam PPK Sampoerna mendapatkan materi pemahaman terkait pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tetapi selebihnya keputusan memang terserah kepada para pelaku usaha itu sendiri.
“Tentunya kami juga memberikan pemahaman dan pengertian bagaimana menghadapi MEA. Para pelaku usaha ini tentunya juga akan menghadapi itu. Tetapi keputusan sepenuhnya memang ada ditangan mereka. Ditangan para pelaku usaha sendiri,” terang Taruli Aritonang Manager CSR PPK Sampoerna.
Menurut Taruli, Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna mengundang segenap masyarakat untuk dapat meraih dan mewujudkan impian-impiannya dibidang usaha yang mereka tekuni.
Tetapi ketika dihadapkan pada pilihan apakah usaha itu akan dikembangkan menjadi lebih besar, atau memiliki jangkauan lebih luas, maka hal itu kembali diserahkan kepada masing-masing peserta.
“Kami sampai saat ini hanya sebatas memberikan fasilitas. Mulai dari pelatihan hingga membuka jalur-jalur terkait penjualan dan peredaran produk atau pemasaran. Tetapi jika memang ingin lebih dari itu, maka pelaku usaha sendiri yang berhak menentukan,” tukas Taruli.
Terkait dengan MEA, Taruli menegaskan bahwa pelaku usaha berhak untuk tahu, dan itu difasilitasi oleh PPK Sampoerna dalam rangka pembinaan dan pelatihan.
Melalui banyak kegiatan, mulai dari pameran hingga expo, lanjut Taruli pelaku usaha diberikan kesempatan untuk menampilkan produk-produk unggulannya setelah mendapat pelatihan.
“Tentunya kami tetap berharap para pelaku usaha ini tetap punya semangat dan keberanian untuk mewujudkan mimpi-mimpinya terkait dengan usaha yang ditekuninya. Kami berharap mereka tidak berhenti setelah memperoleh pelatihan. Tetapi justru bernai bermimpi dan berani mewujudkannya,” pungkas Taruli Aritonang saat ditemui suarasurabaya.net, Rabu (26/8/2015).(tok/rst)