Senin, 25 November 2024

MUI Akan Bahas Aneka Fatwa dan Pilih Ketua Baru di Surabaya

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) IX pada 24-27 Agustus 2015, di Surabaya. Sebagai forum
permusyawaratan tertinggi organisasi para ulama, gelaran lima tahun kali ini juga akan dilakukan proses pemilihan ketua umum MUI yang baru.

Rencana, Munas MUI kali ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa, 25 Agustus 2015, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara direncanakan hadir, antara lain Zulkifli Hasan Ketua MPR, Irman Gusman Ketua DPD, Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama, Anies Baswedan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan, serta Mohamad Nasir Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi.

Munas ke IX yang akan diikuti utusan MUI provinsi seluruh Indonesia, ormas-ormas Islam, pesantren, dan perguruan tinggi ini adalah yang pertama kalinya digelar di luar Jakarta. “Surabaya dipilih karena paling siap,” kata Anwar Abbas, Ketua Panitia Pelaksana Munas, Sabtu (22/8/2015).

Munas ke IX kali ini mengangkat tema “Islam wasathiyyah untuk Indonesia dan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban.” Tema ini, menurut Noor Ahmad, Sekretaris Panitia Pengarah Munas MUI, memberi makna esensial terhadap komitmen MUI untuk mengembangkan Islam “wasathi” di Indonesia. Yakni, Islam yang berkeadilan, moderat, seimbang, berkemajuan, toleran, dan berkomitmen kebangsaan.

Di forum Munas ini, para ulama, zuama, dan cendekiawan akan membahas dan memutuskan berbagai hal terkait MUI. Selain memilih Ketua Baru, beberapa hal juga akan dibahas di antaranya, penyempurnaan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga MUI, penetapan garis-garis besar program MUI periode 2015-2020, penetapan sejumlah fatwa urgen.

Munas kali ini sekaligus dijadikan forum pertemuan guna melakukan refleksi, evaluasi, introspeksi, bahkan otokritik terhadap keberadaan, peranan, dan sumbangsih MUI. Untuk itu, dibutuhkan kecermatan, kejernihan, dan kejujuran serta obyektivitas dalam menilai sejauhmana lembaga yang tepat berusia 40 tahun ini telah memberikan manfaat dan kemajuan bagi umat, bangsa, dan agama.

Sejauh ini, kehadiran MUI disadari senantiasa diharapkan, ditunggu, dan dinanti oleh umat dan bangsa. Namun, sesuai perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal, MUI menyadari pula dirinya harus berubah. Karena itu, dalam forum ini pula para pengurus MUI akan merumuskan kebijakan strategis yang mampu mendorong, memandu, dan mengawal perjalanan organisasi, agar ia menjadi jauh lebih baik, lebih siap, lebih modern, dan mandiri pada masa mendatang. (fik)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs