Selasa, 26 November 2024

Pecinta Keris dan Akik Jawa dan Bali Berkumpul di Lumajang

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Puluhan komunitas pelestari keris pusaka dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan Bali, Sabtu (22/8/2015), menggelar pameran keris pusaka dan koleksi batu akik yang diselenggarakan Paguyuban Pusaka Semeru Lamajang di Gedung Guru Jl. Veteran-Lumajang.

Dalam pameran ini, puluhan komunitas pelestari keris pusaka dari berbagai daerah yang berdatangan. Ada yang dari Pulau Dewata Bali, Jogjakarta, Surabaya, Ponorogo, Madiun, Kediri, Blitar, Malang, Lumajang sendiri dan dari sejumlah daerah lainnya. Rata-rata, setiap komunitas yang diberi gerai tersendiri berupa deretan meja panjang, mempertunjukkan lebih dari 40 koleksi keris pusakanya.

Jenis dan bentuk keris pusaka yang dipamerkan juga beragam. Ada yang ukuran kerisnya kecil, ada yang super panjang hingga berukuran 2 meter yang dipajang dengan tulisan `Ini Lho Rajanya Keris`.

Bahkan menilik dari asal muasal keris tersebut, keseluruhan bisa disebut sebagai peninggalan purbakala. Pasalnya, keris-keris pusaka yang dipamerkan merupakan peninggalan dari era Kerajaan Majapahit, Mataram hingga era kerajaan-kerajaan masa lampau di Bali.

Hal ini diakui oleh Istianah, SH selaku koordinator pameran ketika dikonfirmasi Sentral FM. Dikatakannya, komunitas pelestari keris pusaka yang hadir mewakili marisan khasanah kebudayaan dari keris pusaka yang ada di tanah air.

“Sebenarnya pameran ini tidak hanya menunjukkan koleksi keris pusaka saja. Namun kami juga menggelar workshop yang membahas tentang keris sebagai warisan kebudayaan dunia yang telah diakui oleh UNESCO. Tujuan kami ingin melesatrikan kembali warisan budaya agar tidak luntur dan punah begitu saja. Selain itu, kami juga menggelar jamasan keris pusaka,” katanya.

Benar saja, dari workshop yang digelar banyak mengundang animo dari kalangan pelajar. Dimana, para pelajar ini memiliki ketertarikan tersendiri untuk belajar kebudayaan keris, terutama filosofi dan sejarah budayanya.

Hal ini ditunjukkan kalangan pelajar yang banyak berdatangan untuk melihat pameran keris pusaka dan mengikuti workshop yang diselenggarakan di sana. Bahkan, mereka tidak segan untuk mempertanyakan filosofi dan kebudayaan keris itu dilihat dari era pembuatannya.

Seperti yang disampaikan Aidil Akbar, siswa kelas 8 SMPN 1 Lumajang asal Desa Labruk Lor, Kecamatan Kota Lumajang ini. Ia bersama serombongan temannya memang sengaja melihat pameran keris pusaka yang digelar di Gedung Guru untuk belajar banyak tekait kebudayaan.

“Saya ingin menambah wawasan dan agar semakin cinta dengan budaya sendiri. Saya tadi menanyakan, soal filosofinya keris dan bagaimana cara memandikan (jamasan, red) keris. Ternyata filosofi keris itu erat kaitannya dengan manusia dan memandikan keris caranya harus satu-satu,” ujarnya. (her/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
34o
Kurs