Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim merilis nilai impor Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 1.126,51 juta atau turun 37,30 persen dibanding impor bulan Juni 2015 yang mencapai USD 1.796,58 juta.
“Impor Jatim bulan Juli 2015 ini turun lebih tajam lagi dibanding ekspornya. Kita tahu impor Jatim itu didominasi oleh impor kebutuhan bahan baku. Ini merupakan peringatan dari industri manufaktur Jatim. Jangan-jangan industri manufaktur Jatim memang sedang membatasi bahan bakunya terkait dengan menurunnya nilai tukar rupiah. Dimana bahan baku di luar negeri tersebut saat ini sedang mahal-mahalnya,” kata Sairi Hasbullah Kepala BPS Jatim kepada wartawan, Selasa (18/8/2015).
Impor migas Jatim bulan Juli 2015 mencapai USD 280,79 juta atau turun 25,54 persen dibanding impor migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 377,09 juta.
Sementara untuk impor non migas, Jatim pada bulan Juli 2015 mencapai USD 845,73 juta atau turun 40,42 persen dibanding impor non migas bulan Juni 2015 yang mencapai USD 1.419,49 juta.
Selama bulan Juli 2015, impor non migas Jatim didominasi oleh mesin-mesin/peralatan mekanik dengan nilai USD 104,69 juta. Diikuti plastik dan barang dari plastik sebesar USD 78,46 juta.
Lalu impor besi dan baja Jatim pada bulan Juli 2015 sebesar USD 68,94 juta, gandum-ganduman sebesar USD 45,08 juta, serta bahan kimia organik sebesar USD 44,68 juta.
Tiongkok merupakan negara pemasok barang impor non migas Jatim terbesar dengan nilai USD 224,78 juta. Diikuti Thailand USD 65,84 juta dan Amerika Serikat sebesar USD 51,73 juta.
Kontribusi dari ketiga negara tersebut dalam impor Jatim bulan Juli 2015 mencapai 40,48 persen. (dop/ipg)