Rencana penghematan anggaran subsidi listrik pada APBN 2016 diprediksi akan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Unggul Heriqbaldi Ketua Program Studi S3 Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya.
“Konsekuensi dari rencana ini mempunyai efek terhadap ekonomi makro. Daya beli masyarakat akan menjadi lesu. Pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pokok akan turun. Sehingga rencana kebijakan ini akan menekan konsumsi masyarakat,” ujari dia pada Radio Suara Surabaya, Sabtu (15/8/2015).
Lanjut dia, lemahnya daya beli masyarakat disebabkan sektor-sektor produksi yang diperkirakan akan menaikkan harga barangnya.
“Imbas dari rencana ini diperkirakan akan membuat sektor produksi di Indonesia menaikkan biaya produksinya. Otomatis, harga barang yang mereka jual di pasaran akan lebih tinggi,” ujar dia.
Menurut Unggul, pemerintah perlu memberi formula terhadap setiap level usaha yang ada sehingga rencana penghematan anggaran subsidi listrik ini tidak berdampak buruk ke sektor-sektor lain.
“Pemerintah harus membuat simulasi ekonomi. Dampak terkait rencana ini harus mereka pikirkan. Pemerintah harus benar-benar menghitung level per level,” katanya. (dop/ipg)