Uji Kompetensi Guru Jangan Sampai Cuma Buang Anggaran

Untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu memberikan layanan pendidikan dengan lebih maksimal, dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada September 2015 mendatang.

“Boleh saja itu dilaksanakan. Uji Kompetensi Guru diharapkan memang akan lebih meningkatkan kemampuan guru, karena guru dituntut untuk dapat memenuhi standar-standar tertentu. Tapi kami berharap UKG tidak sekadar buang-buang dana anggaran semata,” tegas Isa Anshori dari Hotline Pendidikan Surabaya.

Menurut Isa, setiap guru wajib memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria atau ukuran-ukuran tertentu sehingga dapat memberikan layanan pendidikan maksimal bagi setiap siswanya.

Sedangkan saat ini perkembangan dunia pendidikan selalu dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat sekaligus juga perkembangan dunia informasi dan teknologi.

“Akhirnya guru dituntut tidak sekadar menjadi nara sumber bagi siswanya, tetapi sekaligus harus mampu menjadi pendamping siswanya utamanya ketika siswa menemui hal-hal baru di lingkungan pendidikannya. Ini penting,” kata Isa.

Bayangkan, lanjut Isa, saat ini berbaga informasi mudah diakses dan dengan hadirnya berbagai teknologi piranti pengunduhnya yang terus berkembang, memberikan siswa mengakses segala informasi.

“Kalau guru tidak mampu menjadi pendamping dan mendorong siswanya untuk maju dan memiliki wawasan lebih luas, maka guru akan tertinggal. Uji kompetensi itu sebaiknya memang membuat guru menjadi lebih maju selangkah di depan siswanya,” tukas Isa.

Dan yang terpenting, tambah Isa, uji kompetensi guru tersebut tidak sekedar membuat guru hanya memenuhi standartnya saja, tetapi sekaligus tidak membuang-buang anggaran semata.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Surabaya, tercatat 30 ribu Guru SMA/SMK dan yang bersertifikasi hanya 2.156 orang. Dari jumlah itu sebanyak 1.134 guru SMA, dan guru SMK ada sekitar 1.022 guru. Oleh karena itu, sertifikasi berdasarkan uji kompetensi guru memang harus segera dilaksanakan.(tok/ipg)