Ekonomi Melambat, Transaksi Euro dan Dollar Australia Bisa Jadi Pilihan

Dunia bisnis harus tetap berjalan dan disemangati karena the show must go on. Meskipun kondisi ekonomi dunia dan Indonesia saat ini mengalami perlambatan.

Jamhadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya pada Radio Suara Surabaya mengatakan, ada beberapa pelaku usaha yang sering berdiskusi dengan Kadin. Demi Indonesia incorporated harus berpikir dolar itu bakal menyentuh angka Rp15 ribu.

Kata Jamhadi, “Global system yang begitu berpengaruh terhadap Indonesia termasuk bahasa semangat. Tapi bagaimana hal tersebut harus diikuti dengan kegiatan riil supaya sektor riil masih bisa bergerak dengan baik.”

Sesudah kurs mata uang rupiah dipelajari, penguatan di kurs uang dollar begitu kencang. Tapi masih ada mata uang lain yang bisa direkomendasikan untuk ditransaksikan menggunakan mata uang lain.

“Australia dollar atau euro tidak sekuat US dollar. Transaksi dimulai komunikasinya pada para partner kita dengan memakai mata uang Australia dollar atau euro. Karena kedua mata uang ini tidak terlalu fluktuatif dan menguatnya tidak seperti mata uang US dollar,” kata dia.

Dengan fenomena melambatnya ekonomi ini, lanjut dia, pihaknya mengusulkan agar kabupaten/kota di seluruh Jatim bisa mengangkat belanja daerahnya. Karena saat ini penyerapan anggaran secara nasional baru mencapai 12 persen, Surabaya di kisaran 36 persen dan Jatim 44 persen.

“Kita kan punya kawan dalam mengatur konstelasi politik dan hukum mengapa tidak kita libatkan untuk diskusi. Tujuannya untuk memberikan pencerahan, guidens, cara belanja agar tidak ada kesalahan yang dimungkinkan membawa masalah bagi pengguna anggaran,” ujar dia.

Jamhadi menambahkan, dengan adanya devaluasi mata uang Yuan bukan berarti mata uang dan ekonomi Indonesia lemah. Meskipun di China harga barang turun semua tapi ada bahan untuk menufaktur di Indonesia yang sangat berlimpah.

“Meskipun harga barang cenderung turun tapi kan permintaan dalam negeri di China juga merosot,” pungkas dia. (dwi/ipg)