Sabtu, 23 November 2024

Anomali Cuaca, Lereng Semeru Diguyur Hujan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Kawasan Ranu Kumbolo dilereng Semeru. Foto: studiosembilan.com

Meski seharusnya hari-hari ini adalah puncak kemarau, tetapi akibat anomali cuaca, kawasan lereng gunung Semeru

Kondisi ini dinilai sebagai anomali cuaca yang menandakan terjadi pergeseran musim secara ekstrem. Hal itu disampaikan Ribowo, S.sos Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM.

Dikatakannya, anomali cuaca ini dibuktikan sesuai laporan prakiraan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) yang menyatakan bahwa awal musim penghujan diperkirakan baru mengguyur pada awal November mendatang.

“Sesuai prakiraan BMKG, awal penghujan akan turun mulai awal November depan. Namun yang terjadi, sejak kemarin dan hari ini mendung sudah gelap di wilayah Kabupaten Lumajang,” katanya.

Bahkan, di beberapa wilayah lereng Gunung Semeru terpantau sudah mulai turun hujan dengan intensitas sedang. Namun, waktu guyuran penghujan terjadi cukup lama. Diantaranya di wilayah Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Pronojiwo dan lereng Gunung Semeru lainnya.

“Di wilayah lereng gunung dari pemantauan BPBD Kabupaten Lumajang, mulai malam kemarin sudah terjadi hujan. Intensitas hujan yang mengguyur sedang, namun waktunya lama. Karena hujan turun sejak pukul 23.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB pagi tadi,” paparnya.

Ribowo juga menjelaskan, bahwa penghujan yang tidak biasanya akibat anomali cuaca ini patut disyukuri. Pasalnya, saat ini kekeringan yang melanda 6 wilayah Kecamatan dan meluas di 27 Desa telah mengakibatkan krisis air bersih dimana-mana.

“Bahkan setiap hari, BPBD Kabupaten Lumajang terus-menerus mendistribusikan kebutuhan air bersih secara bergantian di wilayah kekeringan ini. Ada 3 armada truk tangki yang kami kerahkan, dan masing-masing kuota perharinya harus mengirimkan 8 tangki dengan kapasitas 5 ribu liter ke berbagai Desa,” terangnya.

Kepala BPBD Kabupaten Lumajang juga berharap hujan akan terus mengguyur secara merata. “Sebab, dampaknya selain akan menambah cadangan suplai air, juga untuk menyapu potensi hujan debu akibat arupsi Gunung Raung yang masih rawan terjadi akibat hembusan angin,” urainya.

Dalam kesempatan yang sama, Ribowo juga mengungkapkan, dari hais koordinasi yang dilakukannya dengan BNPB dalam Rakor nasional baru-baru ini, untuk mendatangkan hujan, BNPB berupaya keras dengan membuat hujan buatan. “Sasarannya adalah Banyuwangi dan Bali untuk mencegah hujan abu Guung Raung. Namun untuk Lumajang tidak ada,” pungkas Ribowo. (her/tok).

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs