Sabtu, 23 November 2024

Rois Aam NU akan Ditentukan Dengan Ahwa

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Sejumlah muktamirin mulai datangi sidang komisi. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Setelah melalui jalan berliku, perdebatan dan penuh emosi, forum rois syuriah Muktamar NU akhirnya menyepakati proses pemilihan rois aam akan menggunakan mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).

Keputusan ini diambil melalui voting terbuka yang digelar di salah satu ruangan di Pesantren Mambaul Maarif, Denganyar Jombang, Selasa (4/8/2015) malam.

Dari hasil voting tersebut, sebanyak 252 suara menginginkan pemilihan rois aam menggunakan mekanisme Ahwa, sedangkan yang menolak sebanyak 232 suara, dan abstain sembilan suara.

“Dengan hasil voting ini, maka pemilihan rois aam nantinya akan dilakukan dengan cara perwakilan ulama yang ditunjuk melalui mekanisme Ahwa,” kata Malik Madany, pemimpin sidang forum rois.

Karena voting terbuka, maka seluruh rois yang hadir bisa melihat pilihan dari masing-masing rois. Jawa Timur misalnya, suara dari rois syuriah tingkat cabang atau kabupaten/kota terbelah, ada yang setuju namun ada yang menentang Ahwa.

Sedangkan Yogyakarta, kompak seluruhnya setuju dengan Ahwa. Sementara dari Sulawesi Selatan mayoritas menolak Ahwa dan meminta pemilihan rois aam dilakukan secara langsung.

Namun dari seluruh wilayah, Papua memiliki pendapat berbeda dan menginginkan pemilihan rois aam dilakukan dengan sistem noken, yaitu suara dari cabang cukup diwakili oleh wilayah atau provinsi.

Dengan keputusan ini, artinya Muktamar NU akan segera menentukan sembilan kiai sepuh yang akan dipercaya melakukan diskusi guna menentukan siapa rois aam yang akan memimpin PBNU periode 2015-2020.

Terpisah, Yahya Staquf, wakil katib PBNU berharap putusan ini bisa dihormati seluruh muktamirin. “Keputusan ini diambil para rois, artinya diambil para kiai sehingga harus dipatuhi. Apa jadinya organisasi ini jika keputusan rois ditolak,” ujarnya. (fik)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs