Tonny Wanggae ketua PWN NU Papua menyesalkan kekisruhan di Muktamar ke 33 NU di Jombang yang mengakibatkan agenda Muktamar semakin tidak jelas.
Sampai hari ketiga, sejak Mukatmar dibuka Jokowi Presiden, Sabtu 1 Agustus 2015 belum menghasilkan keputusan apapun.
Dari beberapa kali mengikuti Muktamar, Tonny Wanggai menilai Muktamar di Jombang yang terburuk. Banyak kepentingan yang masuk untuk mengendalikan Muktamar.
Sidang pleno yang membahas tata tertib Muktamar sudah empat kali deadlock dan penuh dengan ketegangan dan pengusiran terhadap muktamirin yang dianggap mengganggu jalannya sidang dan menghujat ulama.
Kata Tonny, datang bersama rombongan DPC Papua dan Papua Barat tidak untuk melihat pertengkaran di Muktamar.
Utusan dari tanah Papua ini mengingatkan kelompok-kelompok yang memaksakan kehendak untuk memperjuangkan kepentingan orang perorang segera sadar bahwa menyelamatkan NU adalah jauh lebih penting.
“Mari kita mengedepankan musyawarah, jangan bertengkar sendiri dengan mengorbankan kepentingan NU yang lebih besar,” kata Wanggae.
Melihat situasi Muktamar yang semakin tidak kondusif, beberapa peserta lebih memilih jalan-jalan dan tiduran di pemondokan. (jos/dwi)
Teks Foto:
– Tonny Wanggae ketua PWN NU Papua.
Foto: Jose Asmanu suarasurabaya.net