Edward Ryo (19) atau sering dipanggil Edo, terlihat serius menggambar di secarik kertas. Ia adalah satu di antara anak Down Sindrome (DS) berbakat yang ada di Indonesia. Hasil gambarnya tak bisa dibilang remeh. Ia mampu mengombinasikan berbagai warna cerah menjadi sebuah hasil gambar yang menarik.
Lili Teresiawaty, ibunda Edo, mengatakan, bakat menggambarnya ini diasah sejak dirinya kelas 3 SD. Ibunya memiliki tekad kuat agar anaknya bisa berkarya dan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Edo dileskan banyak keterampilan, mulai dari berenang, menggambar dan melukis, memainkan piano, hingga menari.
“Dia awalnya gak suka waktu les, setengah jam sudah selesai. dan sampai kakaknya ngomong, ini bayar mahal, les sudah selesai. Mungkin dia kurang enjoy saya paksa. Tapi lama-lama dia sangat menikmati,” ujar Lili sambil menemani Edo menggambar di acara The 3rd International Conference on Special Education di Shang Ri La Hotel, Sabtu (13/7/2019).
Bantal bermotif gambar karya Edward Ryo. Foto: Baskoro suarasurabaya.net
Memiliki anak Down Sindrome tak membuat Lili malu dan mengucilkan anaknya. Sejak TK hingga SMP, Edo menempuh pendidikan di sekolah umum. Memasuki SMA, Edo memilih jalur Homeschooling. Alasannya, anak-anak berkebutuhan khusus perlu bersosialisasi dengan anak normal.
Edo kini telah banyak melahirkan karya-karya gambar yang menarik. Beberapa, bahkan dijadikan motif bantal yang lucu. Lili berpesan kepada semua orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, agar jangan memanjakan anak-anak mereka. Mereka harus dibimbing untuk menemukan bakat terbaiknya.
“Kita percaya mereka ini gak bisa maksimal seperti anak biasa. tapi paling tidak mendekati. Mendekati maksimal. kalau dia seperti itu, untuk bersosialisasi jadi mudah,” pungkasnya. (bas/rst)