Rabu, 27 November 2024

PKB Optimistis Menang, PKS Wait and See

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi

Hingga penutupan pendaftaran KPU, Selasa (28/7/2015), Koalisi Majapahit belum mendaftarkan calonnya. Ada apa?

Syamsul Arifin, Ketua DPC PKB Surabaya mengatakan saat ini Koalisi Majapahit masih menunggu rekomendasi dari masing-masing partai.

“Masih proses. Menurut undang-undang, masih ada waktu untuk mendaftar. Kita manfaatkan waktu untuk lebih fokus lagi,” ujarnya ketika ditemui suarasurabaya.net di kantornya, Rabu (29/7/2015).

Untuk sementara, hanya PKB yang telah mengeluarkan rekomendasi bagi Syamsul Arifin untuk maju sebagai calon wali kota Surabaya.

“Rekomendasi yang keluar dari PKB dikomunikasikan dengan teman-teman di koalisi, harapannya agar partai lain juga mengeluarkan rekomendasi,” kata Syamsul.

Syamsul optimistis dapat mengikuti Pilwali 2015 dan bisa mengalahkan pasangan calon yang diusung oleh PDIP.

“Jumlah kursi sudah jelas, ada 30 kursi di Koalisi. Mengingat kalkulasi pada pemilu sebelumnya, jumlah suara kalau dibandingkan dengan PDIP, kami (koalisi) lebih unggul,” ujarnya.

Sementara, masih di Koalisi Majapahit, PKS memilih untuk menunggu dan mengamati kondisi dan situasi politik dalam kontestasi Pilwali 2015. Terutama berkaitan dengan siapa calon yang pantas untuk mendapat rekomendasi.

“Kami masih wait and see. Karena kami hanya akan memberikan rekom pada calon yang memenuhi persyaratan,” ujar Ibnu Shobir Ketua DPD PKS.

Calon yang memenuhi persyaratan, kata Shobir, terutama yang berdasaran survey memiliki peluang paling besar memenangkan Pilwali 2015. PKS belum menentukan calon mana yang pantas mendapatkan rekomendasi.

“Calon-calon dari Koalisi Majapahit sifatnya hanya usulan, ya. Kami pasti akan ditanya oleh DPW maupun DPP, peluang menangnya bagaimana, surveinya bagaimana dan kapasitas jaringannya (calon) seperti apa,” katanya.

PKS tidak ingin mengambil keputusan yang gegabah dalam memberikan rekom untuk calon. Shobir khawatir, bila peluang menang calon sangat tipis, nantinya malah dianggap sebagai calon boneka.

Langkah menunggu ini diambil karena biasanya, pada waktu-waktu akhir pendaftaran situasi dan kondisi politik akan sangat dinamis.

Karena itu PKS memilih untuk menunggu. “Rekom jatuh ke mana, yang kita pikirkan reputasi partai juga. Jangan sampai PKS kehilangan kepercayaan masyarakat,” ujarnya.

Bukan tidak mungkin, kata Shobir, bila tidak ada calon yang dianggap memenuhi persyaratan, PKS akan memilih untuk tidak menurunkan rekomendasi.

“Selama tidak bertentangan dengan undang-undang, tindakan itu bisa menjadi alternatif pilihan,” ujarnya.

Meski demikian, Shobir mengakui, PKS tetap berkomitmen bersama Koalisi Majapahit. Shobir kembali menegaskan, pihaknya hanya sedang wait and see. (den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
28o
Kurs