Warga Kabupaten Bojonegoro mulai kesulitan mendapat air bersih.
Disnakertransos Bojonegoro mencatat, hingga Rabu (29/7/2015), ada 30 desa dari 17 kecamatan di Bojonegoro yang mengajukan bantuan air bersih.
Adi Wicaksono, Kepala Disnakertransos Bojonegoro mengatakan droping sudah dilakukan sejak bulan Juni dan diperkirakan akan terus dilakukan sampai bulan Desember.
“Kami harap warga membuat sumur bor sebagai cadangan air bersih selama musim kemarau,” katanya.
Radio Suara Bojonegoro melaporkan, pada tahun 2014, BPBD Bojonegoro mencatat ada 52 desa yang mengalami krisi air bersih. Di antaranya Kedungadem, Sugihwaras, Ngasem, Gondang dan Ngrowo.
Sementara, Suyoto, Bupati Bojonegoro mengatakan, pemerintah kabupaten terus berusaha mengantisipasi kekeringan dengan memperbanyak embung atau tempat penampungan air di lahan yang telah disediakan warga.
“Sudah kami teliti, ternyata struktur tanahnya tidak bisa menyerap air. Juga kita hitung kebutuhan warga akan air bersih. Selain embung geomembran, kami juga mengoptimalkan sungai dengan menambah pompa,” katanya kepada Radio Suara Surabaya.(iss/ipg)