Ditegaskan sejumlah kepala sekolah di Surabaya, bahwa kegiatan Layanan Orientasi Siswa (LOS) sebagai pengganti MOS memang lebih ditekankan untuk mengenalkan sekolah dengan segala aktivitasnya.
“Mengenal lingkungan sekolah menjadi bagian penting untuk peserta didik baru yang mulai memasuki lingkungan baru. Dan di dalam LOS itulah kami memperkenalkannya,” terang Chairil Kepala SMAN 15 Surabaya.
Menurut Chairil memang tidak zamannya lagi perlakuan keras dan cenderung merendahkan dilakukan dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan pendidikan seperti LOS tersebut.
Justru pada kesempatan itulah sekolah berkesempatan untuk menyampaikan visi dna misi sekaligus memperkenalkan budaya sekolah yang sudah ada dan berjalan.
“Bukan malah jadi ajang balas dendam senioritas atau untuk menanamkan nilai-nilai pekerti di lingkungan sekolah. Tidak perlu dengan cara-cara keras. Tetapi mari perkenalkan lingkungan sekolah dengan visi dan misinya secara santun dan penuh persaudaraan,” tegas Chairil.
Secara khusus Chairil mengingatkan bahwa LOS kali ini memang secara khusus hanya untuk mengenalkan sekolah dan segala aktivitasnya. “Khusus untuk career day kami pilih hari yang lain,” tambah Chairil.
Memasuki hari kedua gelaran LOS, diakui Johanes Mardijono Kepala SMAN 1 Surabaya bahwa panitia dan peserta didik baru mulai saling mengenal dan ini memang bagian penting proses pengenalan sekolah.
“Panitia memang kami larang memberikan aktivitas berlebihan. Fokus memang mengenalkan sekolah dengan segala aktivitas serta budaya didalamnya yang memang sudah sejak lama ada. Budaya sekolah,” kata Johannes Mardijono, pada suarasurabaya.net, Selasa (28/7/2015).
Sejauh ini pihaknya masih belum menerima keluhan dari peserta didik baru dan orang tua terkait pelaksanaan LOS di SMAN 1 Surabaya. “Belum ada keluhan sama sekali,” tegas Johanes Mardijono.(tok/ipg)