Sabtu, 23 November 2024

Ini Jawaban Kenapa Trenggalek Dikenal Lebaran Ketupatnya

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi. Foto : Antara

Kemeriahan Lebaran Ketupat pada H+6 Raya Idul Fitri di wilayah Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek memang selalu mengundang keasyikan tersendiri bagi siapa saja yang berkunjung di daerah itu. Bahkan perayaan Lebaran Ketupat di daerah ini seakan menjadi magnet yang mampu menyedot pengunjung dari berbagai pelosok daerah di Trenggalek.

Suarasurabaya.net, yang beberapa kali mengikuti kemeriahan Lebaran Ketupat di daerah itu menemukan warga yang merayakan Lebaran Ketupat di Durenan tak hanya berasal dari Trenggalek, melainkan juga daerah daerah sekitar mulai dari Tulungagung, Kediri, Blitar, Ponorogo, serta Pacitan.

Mereka yang datang, umumnya tak canggung untuk bertamu, menyambangi satu persatu rumah penduduk. Tak hanya mereka yang memiliki sanak saudara di Durenan, mayoritas dari para tamu ini tidak mengenal pemilik rumah. Namun tradisi di Durenan, Lebaran Ketupat memang untuk semua sehingga tuan rumah membuka lebar-lebar rumahnya bagi siapa saja untuk masuk.

Di dalam rumah, mereka tentunya juga telah menyediakan aneka jajanan dan makanan berat khas Trenggalek seperti lodho ayam dan ketupat. Bahkan seiring perkembangan zaman, sajian yang dihidangkan para pemilik rumah di kawasan Durenan tidak hanya ketupat, namun juga ada bakso, rendang, soto, rawon serta makanan lainnya.

Karena bernuansa lebaran, maka seluruh makanan yang disediakan adalah gratis. Pesta makan gratis inipula yang menjadikan kawasan Durenan selalu dibanjiri pengunjung. Bahkan jalanan di kawasan Durenan selalu macet tak bergerak karena ribuan warga berbondong-bondong ke Durenan untuk mengikuti pesta Lebaran Ketupat.

Begitulah, dari tahun ke tahun Lebaran Ketupat di Trenggalek ini semakin semarak dan diminati oleh banyak orang karena digelar selalu serentak dan masal oleh ribuan warga di sejumlah desa di Kecamatan Durenan. Begitu antusiasnya menggelar Lebaran Ketupat, beberapa warga yang memiliki ekonomi lebih bahkan rela memasang tenda dan kursi di depan rumah untuk tempat para tamu menikmati hidangan ketupat.

Nuansa Lebaran Ketupat sendiri biasanya digelar mulai pukul 07.00 WIB hingga makanan ludes termakan. Artinya, selama makanan belum habis, maka tuan rumah biasanya masih membuka rumahnya untuk diserbu pengunjung. Dan untuk menikmati makanan yang dihidangkan, “pantang” untuk tak menghabiskan apa yang telah diambil di piring.

Sejarah Lebaran Ketupat

Durenan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang terletak di sebelah timur dari Kota Trenggalek. Durenan dilalui jalur utama kendaraan dari Tulungagung menuju ke Trenggalek.

Konon, awal mula tradisi Lebaran Ketupat ini dimulai dari Mbah Mesir, seorang ulama karismatik pendiri Pesantren Al Hikam Durenan, yang nama aslinya adalah KH Abdul Mahsir. Semasa hidupnya, Mbah Mesir selalu rutin menjalankan ibadah puasa sunnah syawal atau yang akrab dikenal dengan “nyawal”.

Mbah Mesir biasanya selalu menutup rumahnya mulai lebaran pertama hingga H+6. Dan setelah itu, di hari ke-7 lebaran, dia baru membuka rumah untuk “open house” dengan warga sekitar. Saat open house itu, Mbah Mesir selalu menghidangkan aneka makanan yang harus dihabiskan oleh setiap tamu yang berkunjung.

Tradisi yang dilakukan Mbah Mesin ini, lambat laun diikuti oleh para keluarganya yang kemudian juga oleh masyarakat sekitar. Hingga saat ini, saat Lebaran Ketupat, makam Mbah Mesir juga selalu ramai dikunjungi para peziarah. (fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs