Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama yang akan digelar di Jombang tinggal menunggu waktu. Tenda besar berkapasitas lima ribu peserta juga mulai dibangun tepat di tengah alun-alun Kabupaten Jombang. Selain itu, tenda-tenda kecil melingkari alun-alun untuk panitia dan simpatisan juga mulai didirikan.
“Saat ini 90 persen Jombang telah siap, tenda-tenda bahkan mulai di bangun,” kata Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua Panitia Muktamar NU, ketika memberikan keterangan pers terkait persiapan Muktamar di kantor PWNU Jawa Timur, Kamis (23/7/2015).
Selain di alun-alun, empat pesantren juga telah siap menerima peserta muktamar sebagai lokasi menginap. Empat pesantren itu adalah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Darul Ulum Peterongan, Tebuireng dan Denanyar.
Peserta muktamar dijadwalkan akan mulai datang ke Jombang pada tanggal 30 Juli untuk melakukan registrasi. Untuk peserta, panitia juga akan menyediakan transportasi dari Bandara Juanda ke Jombang.
Pembukaan muktamar rencananya akan digelar pada hari Sabtu (1/8/2015) pukul 19.30 WIB dan akan dibuka secara langsung oleh Joko Widodo, Presiden. “Ini untuk pertama kalinya muktamar dibuka pada malam hari,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul yang juga wakil gubernur Jawa Timur ini mengatakan, sesuai jadwal, muktamar akan ditutup pada hari Rabu (5/8/2015). Jadwal muktamar sendiri usai pembukaan akan dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib, sidang komisi, sidang pleno, serta pemilihan ketua umum dan rois aam.
Dalam sidang-sidang ini, selain akan membahas program kerja organisasi, juga akan membahas masalah keumatan dan kebangsaan. “Yang paling menjadi perhatian adalah pembahasan tema muktamar yaitu Islam Nusantara. Tama ini nanti akan dikupas dan diaplikasikan untuk kehidupan bangsa,” kata dia.
Untuk proses pemilhan ketua dan rois aam, Gus Ipul mengatakan hingga saat ini yang masih menjadi perdebatan adalah proses pemilihan rois aam dengan metode ahlul halli wal aqdi, dimana pemilihan akan dilakukan dengan metode perwakilan.
“Nanti akan dipilih beberapa kiai sepuh yang akan menentukan rois aam. Sebenarnya keputusan menggunakan ahlul halli wal aqdi sudah disepakati dalam Munas beberapa waktu lalu, tapi tetap nanti diserahkan pada muktamirin pengennya seperti apa,” kata dia.
Gus Ipul mengatakan, penggunaan ahlul halli wal aqdi, dimaksudkan untuk menghindari proses voting sehingga bisa menjauhkan terjadinya gesekan diantara pada kiai dalam proses pemilhan rois aam. (fik)