Joko Widodo Presiden RI terpilih 2019-2014 menyampaikan visi misinya dalam acara “Visi Indonesia” di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Minggu (14/7/2019) malam. Di hadapan ribuan pendukungnya, Jokowi Presiden menyampaikan lima visi misi yang akan ia lakukan saat menjabat menjadi Presiden lima tahun mendatang.
Pertama, yakni melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan lebih cepat serta menyambungkannya ke berbagai kawasan produksi. Ia mengatakan, setelah pembangunan secara besar dilakukan, maka di periode kedua ini Jokowi akan menyambungkan seluruh infrastruktur dengan kawasan pertanian, perikanan, pariwisata, industri kecil dan kawasan ekonomi khusus.
Kedua, visi misi Presiden RI ke-7 ini adalah memberikan prioritas kepada Sumber Daya Manusia sebagai kunci pembangunan. Untuk mewujudkan itu, pemerintah akan fokus untuk menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, dan kesehatan anak-anak sekolah.
Selain itu, pendidikan vokasional juga menjadi concern pemerintahan Jokowi kedepan. Dengan begitu, lanjutnya, Indonesia dapat mencetak generasi yang unggul dengan talenta yang terus dilatih.
Ketiga, Joko Widodo Presiden menyampaikan bahwa pihaknya akan mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan kerja lebih besar. Hal ini mengingat Indonesia menjadi negara yang mayoritas diisi oleh usia produktif.
Bahkan, Jokowi juga mengancam akan menyingkirkan alur birokrasi yang berbelit-belit, yang diduga menjadi hambatan investasi di Indonesia.
“Yang menghambat investasi, semua harus dipangkas. Baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya, hati-hati, hati-hati, kedepan saya pastikan akan saya kejar,” kata Jokowi diiringi sorak sorai pendukung yang memenuhi gedung.
Keempat, Joko Widodo memastikan adanya reformasi birokrasi. Bahkan ia mengancam akan membubarkan organisasi, lembaga, serta mencopot jabatan pejabat yang mempersulit alur birokrasi.
“Begitu saya lihat tidak efisien dan efektif, saya pastikan akan saya pangkas (lembaga, red) dan saya copot pejabatnya,” tegas Jokowi.
Hal ini dikarenakan kedepan, ia menginginkan adanya pola pikir baru dimana semua proses dapat selesai secara cepat, praktis dan efisien. Untuk mencapai tujuan itu, Jokowi menekankan pentingnya memilih menteri-menteri yang berani.
“Oleh sebab itu, kita butuh menteri-menteri yang berani. Kalau ada lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, sekali lagi, kalau ada lembaga yang bermasalah, saya pastikan akan saya bubarkan,” ucapnya.
Sedangkan untuk visi misi kelima, Jokowi Presiden menjamin penggunaan APBN yang tepat sasaran. Ia menginginkan agar setiap rupiah yang diambil dari APBN semata-mata diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat.
Di akhir pidatonya, Joko Widodo Presiden lebih banyak menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan, serta menjaga toleransi atas berbagai perbedaan yang ada. Ia juga menekankan pentingnya Pancasila sebagai landasan ideologi bangsa.
“Pancasila adalah rumah kita bersama, tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila. Tidak ada lagi orang Indonesia yang mempersalahkan Pancasila, dan tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai perbedaan,” ujarnya.(tin/dwi)