Setelah mendapatkan manfaat dari yoga, Gede Raka Yuda, instruktur Sanggar Yoga Seger Oger Gianyar Bali menjadi relawan bagi penderita HIV/AIDS.
”Kalau ada penderita HIV yang ingin berlatih yoga dengan sungguh-sungguh dan disiplin untuk melawan virus yang menggerogoti tubuh dan masa depannya, saya bersedia melatih secara gratis,” kata Gede Raka, kepada reporter suarasurabaya.net di Bali, Minggu (19/7/2015) malam.
Raka yang juga Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Badung, Bali ini, telah memilih yoga sebagai jalan atau cara untuk mewujudkan hidup lebih berkualitas karena dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit.
Dalam komunitas yoga ada keyakinan bila kita mampu melaksanakan yoga secara teratur setiap hari, terutama saat pagi hari sebelum matahari terbit, atau lebih dikenal saat Brahmamuhurta (Tuhan melimpahkan anugerah kepada alam semesta), diyakini pasti akan sehat.
Dalam ajaran Islam juga disebutkan ada hikmah yang besar, bagi yang mengawali hidupnya di pagi hari dengan shalat subuh.
“Kalau dicermati antara Brahmamuhurta dengan manfaat shalat subuh bagi kesehatan jiwa dan raga, nyambung,” kata Raka.
Ada ungkapan, mereka yang rajin melakukan yoga adalah mereka yang memilih jalan “berani sehat, takut sakit”.
Konsep sederhana yang ditawarkan Gede Raka, adalah komitmen yang dilandasi oleh kesadaran prinsip hidup yang seimbang, yakni harmonis dengan sesama, harmonis dengan alam dan harmonis dengan sang pencipta.
Hal ini sejalan dengan hakikat dan makna dari yoga itu sendiri, yaitu merelasikan tubuh, pikiran dan jiwa, dalam keselarasan alamiah, melalui latihan gerak dan postur tubuh disertai keteraturan napas.
“Inilah yang membuat yoga mampu bertahan sampai ratusan tahun, dan semakin diminati,” katanya.
Keampuhan yoga untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, telah dibuktikan Raka sendiri. Saat Raka menderita penyakit yang sulit disembuhkan dan hampir membuatnya putus asa, Raka bertemu Ida Bagus Made Candi, komunitas yoga di Bali. Melalui Candi, Raka belajar dan mendalami hakekat sebenarnya dari yoga.
Lebih dari 10 tahun, Raka disiplin melakukan yoga dan menerapkan pola makan teratur. Hasilnya luar biasa, hidupnya selalu sehat, tak pernah bersentuhan dengan penyakit.
Setiap hari Minggu, Raka meluangkan waktu untuk melayani tamunya yang datang di sanggarnya untuk belajar yoga. Raka mengaku dirinya tidak membedakan agama maupun suku, semuanya diterima dengan lapang dada, asal niatnya untuk membangun jiwa raga yang sehat dan keharmonisan.
“Istilah-istilah yang dipakai dalam latihan yoga, seluruhnya menggunakan bahasa sansekerta, namun bersifat universal untuk menuju sehat wal`afiat,” katanya pada suarasurabaya.net. (jos/iss/rst)
Teks Foto:
Gede Raka Yuda.
Foto: Jose Asmanu suarasurabaya.net