Senin, 25 November 2024

Bandara Tutup Karena Bencana, Penumpang Jangan Terlalu Menuntut

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Penumpang transit telantar di ruang tunggu Bandara Juanda, Kamis (16/7/2015). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Penutupan sejumlah bandara akibat aktivitas gunung Raung merugikan banyak pihak, tidak hanya penumpang. Maskapai pun merugi. Karena itu penumpang diharapkan tidak terlalu banyak menuntut.

Arista Atmadjati seorang pengamat penerbangan berpendapat, merujuk pada peraturan menteri perhubungan nomor 77 tahun 2011 dan peraturan menteri perhubungan nomor 89 tahun 2015, maskapai hanya perlu mengembalikan tiket dengan harga full atau re-scheduling saat terjadi Force Majeure.

Termasuk dalam kondisi Force Majeure antara lain bencana alam, huru-hara, kebakaran, yang mana menurut Arista, kejadian-kejadian itu juga tidak terlindungi oleh asuransi.

“Penumpang jangan terlalu banyak meminta haknya, karena maskapai juga mengalami kerugian,” kata Arista seperti dilansir Antara, Sabtu (18/7/2015).

“Minta makanan atau diinapkan di hotel, itu sebenarnya bukan kewajiban maskapai penerbangan. Jika salah satu maskapai ada yang melakukan, itu berarti bagian dari pelayanan maskapai,” katanya.

Arista menyayangkan masih banyak penumpang yang belum mengetahui hal itu. Karenanya dia berharap agen travel dapat membantu menyosialisasikan hal tersebut.

“Jika banyak yang menuntut berarti memang kurang sosialisasi. Travel agent jangan hanya menjual tiket, di situasi seperti ini juga harus menerangkan, bila bandara ditutup, maskapi tidak bisa memberikan kompensasi berkaitan Force Majeure,” ujar dia.

Arista menambahkan akan lebih baik jika para maskapai bekerja sama dengan moda-moda transportasi lainnya seperti kereta api dan bus.

“Kalau kota asal dan tujuan sama-sama di pulau jawa, masih bisa kerja sama dengan KAI atau DAMRI misalnya. Angkutan itu dapat menjadi alternatif transportasi,” kata Arista.

Lebih dari itu, saat bandara sedang dibuka, Arista menyarankan agar maskapai penerbangan dapat menurunkan armada “sapu jagat”-nya.

“Saat bandara clear, pesawat berbadan besar harus diturunkan. Boeing 737 seri 800 berkapasitas 150 dapat diupgrade menjadi 747 400 dengan kapasitas 400, tapi tidak semua maskapai memilikinya, hanya Garuda dan Lion Air saja,” katanya. (ant/den/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs