Sabtu, 23 November 2024

Warga Panti Lansia Rindu Lebaran Bersama Keluarga

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
ilustrasi suasana Panti Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia III. Para lansia ini rindu berlebaran bersama keluarga. Foto: bubarkantwitter.tumblr.com

Warga Panti Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia III, Jakarta Selatan, rindu merayakan Idul Fitri bersama sanak keluarga.

Siti Halimah (61 tahun) mengatakan dirinya sudah dua tahun tidak dikunjungi oleh keluarga dan kerabatnya. Siti, nenek asal Sleman ini, ingin sekali bertemu dengan adik dan anak perempuannya, yang hingga kini tidak dia ketahui keberadaannya.

“Anak saya belum tahu masih hidup atau tidak. Kami terpisah saat gempa bumi besar melanda Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, 2006 lalu,” ujarnya seperti dilansir Antara Jumat (17/7/2015).

Sejak bencana gempa bumi itu, Siti mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan anaknya. Rumahnya hancur tak bersisa. Dia pun diboyong untuk tinggal bersama keluarga adiknya. Tapi tidak berlangsung lama, tahun 2008 lalu adik iparnya menitipkannya di panti sosial milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini.

“Ya mungkin tidak cocok,” ujar perempuan yang merupakan salah satu dari 214 warga lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha.

Jumat siang yang terik itu, Siti termenung di ruangan bersama 14 orang lansia lainnya. Jika tidak ada kegiatan, Siti kerap menghabiskan waktunya dengan membuat boneka. Namun, siang ini, bahan untuk membuat boneka sudah habis.

“Ya sekarang saya hanya bisa di sini saja. Mau pindah juga sulit,” ujarnya. Siti mengatakan selama tujuh tahun tinggal di Panti dirinya lebih sering melewati hari Lebaran bersama-sama warga binaan panti jompo.

“Saya sudah tidak punya rumah. Sudah tidak ada yang mau bertanggung jawab juga, ya, lebih baik disini saja,” ujar Siti yang menggunakan tongkat sebagai alat bantu ketika berjalan.

Sutiyem (75 tahun) warga binaan lainnya mengaku hidup sebatang kara. Nenek asal Purworejo, Jawa Tengah ini ditinggalkan oleh suaminya sejak 18 tahun lalu. Sejak itu pula, dia tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha.

Meski demikian, Sutiyem tidak putus harapan. Selama 18 tahun itu, dirinya jarang sekali dikunjungi kerabat-kerabatnya yang masih tinggal di Jakarta. Sutiyem ingin sekali bertemu kerabatnya, yang tinggal di Matraman, untuk sekar berbagai cerita dan pengalaman di hari kembali ke fitrah ini.

“Sekarang, saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Biasanya beberapa tahun lalu, saya ke rumahnya. Tapi karena sekarang saya sudah sangat tua, saya tidak bisa kemana-mana,” ujarnya.

Kusnandar, Kepala Panti Tresna Werdha Budi Mulia III mengatakan sebagian besar warga binaan di panti jompo itu memang jarang sekali dikunjungi keluarganya.

Hingga hari pertama Idul Fitri, Jumat siang, baru satu kelompok pengunjung yang hendak bersilaturahmi dengan salah satu warga binaan. Pengunjung itu pun bukan keluarga warga binaan, tapi tetangganya.

“Banyak beberapa waktu lalu warga binaan yang histeris ingin bertemu keluarganya. Tapi mereka ketika sudah sampai rumah keluarganya, ditolak. Ada juga yang diterima, namun beberapa hari kemudian kembali lagi kesini, dan memilih tinggal di sini,” katanya.

Di Panti itu, ada 15 ruangan tidur untuk 214 warga binaan. Antara lain tiga kamar khusus untuk warga binaan yang harus menjalani istirahat total (bedrest). Warga yang harus beristirahat di bedrest adalah mereka yang sakit atau sudah berusia sangat lanjut sehingga tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Seperti mandi, makan, dan buang air.

“Mereka akan selalu ditemani oleh pramusosial untuk dilayani segala kegiatannya,” kata Kusnandar. (ant/den/tok)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs