Pos Pengamanan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mencatat 16 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) terjadi di ruas jalan itu sejak tujuh hari jelang (H-7) Lebaran, Jumat (10/7/2015), bertepatan dengan digelarnya Pos Pengamanan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1436 H di lima wilayah kabupaten Jawa Barat tersebut.
“Sejak H-7 di Tol Cipali telah terjadi 16 laka lantas dengan sembilan korban luka ringan dan kerugian diperkirakan senilai Rp228 juta,” kata AKBP Indra Jafar Kepala Pos Pengamanan Cipali saat dihubungi, Rabu (15/7/2015) seperti dilansir dari Antara.
Indra menuturkan, di dua hari terakhir pelaksanaan pos pengamanan pihaknya tidak menemukan terjadi satu kecelakaan pun di ruas jalan Tol Cipali.
Volume kendaraan pemudik yang melewati Tol Cipali terus meningkat sejak Maghrib Selasa (14/7/2015) kemarin, dengan data pihaknya mencatat sedikitnya 38.202 unit mobil telah memasuki Tol Cipali sepanjang Rabu sejak pukul 00.00 WIB hingga sekira pukul 14.00 WIB.
Indra menyebutkan, terjadi penumpukan kendaraan di beberapa titik, terutama pintu keluar-masuk tol dan area peristirahatan, sembari memastikan bahwa panjang antrian masih cukup wajar.
“Ada antrian sepanjang dua kilometer di pintu masuk Cikopo dan empat kilometer di pintu keluar Palimanan. Itu masih cukup wajar. Sementara itu, ada juga kepadatan dan antrian di beberapa titik area peristirahatan, seperti di kilometer 86 dan 130, yang memang lebih disebabkan karena keterbatasan area saja,” katanya.
Guna mengantisipasi kecelakaan, hambatan kemacetan maupun tindak kriminalitas, ia mengemukakan bahwa pihaknya menurunkan 24 unit mobil patroli yang ditempatkan dalam radius 10 kilometer.
“Di Cipali kami ada menurunkan 24 unit patroli yang tiap unitnya terdiri dari dua anggota polisi lalu lintas PJR dan dua anggota Brimob bersenjata untuk mengantisipasi kemacetan, laka lantas dan tindak kriminalitas kejahatan jalanan,” ujarnya.
Sementara itu, pada Selasa (14/7/2015) pihaknya juga sempat melakukan operasi untuk menjaring bus-bus yang dianggap tidak layak melakukan perjalanan jauh serta truk-truk yang dialihfungsikan menjadi angkutan penumpang.
“Kami melakukan pemeriksaan dan bahkan penindakan terhadap supir truk yang digunakan mengangkut orang, karena kalau tidak ditindak bahaya, itu tidak sesuai peruntukannya. Kami tilang, kemudian kami kawal keluar dari tol, untuk kami imbau penumpang pindah ke angkutan umum yang wajar,” kata Indra Jafar. (ant/wak)