Rencana pemerintah untuk mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam oleh perusahaan migas asal Prancis E&P Indonesie dan Inpex Corp patut diapresiasi.
Namun, pengelolaan Blok Mahakam oleh anak bangsa ini juga menguji seperti apa kolektivitas kerja nasional nantinya.
“Pengelolaan anak negeri menjadi suatu berita yang positif, tetapi itu semua masih asumsi. Tapi masalahnya bagaimana mempertemukan mereka menjadi satu kolektivitas nasional dalam mengelola blok mahakam ini,” ujar Djoko Susanto pakar ekonomi internasional Universitas Airlangga kepada suarasurabaya.net, Senin (6/7/2015).
Menurutnya, karena sampai saat ini orang-orang Indonesia belum terbiasa dalam pengelolaan suatu ladang gas besar seperti yang ada di Blok Mahakam ini.
“Saya percaya betul secara kapasitas per individu orang-orang indonesia tidak kalah hebatnya daripada orang asing. Problem kita kan bukan di individu. Tapi kita kan tidak punya banyak contoh yang bagus bagaimana individu yang hebat-hebat tersebut ketika disatukan,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, pemerintah akan mengambilalih sepenuhnya pengelolaan Blok Mahakam (Kalimantan Timur) kepada Pertamina. Saat ini Blok Mahakam masih dikelola oleh perusahaan migas asal Perancis, Total E&P Indonesie dan Inpex Corp hingga 2017. (dop/ipg)