Saat melakukan mudik terutama di siang hari, ahli kesehatan mengingatkan kita untuk tetap menjaga asupan cairan harian (hidrasi) sehingga tak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
“Saat mudik, ingat, kita masih puasa sehingga problem besar saat mudik adalah dehidrasi yang besar. Baik pemudik yang menggunakan jalur darat, laut maupun udara, dehidrasi cukup menghantui, sehingga konteks menjaga hidrasi penting,” ujar Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK spesialis gizi di Kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Jakarta, Sabtu (4/7/2015).
Tirta mengatakan, risiko dehidrasi yang tak jarang dibarengi kekurangan eletrolit terutama dialami pemudik yang menggunakan sepeda motor. Kondisi ini diperparah kondisi cuaca yang cukup panas.
“Pemudik yang menggunakan sepeda motor bisa berisiko mengalami dehidrasi sedang, terutama di kondisi cuaca seperti sekarang, rasanya panas sekali,” kata Ketua Yayasan Gerakan Sadar Masyarakat Sadar Gizi itu.
Oleh karena itu, Tirta menganjurkan pemudik memperhatikan asupan cairan harian, dengan mengonsumsi cukup air putih pada saat berbuka sampai sahur.
Untuk asupan air kelapa, Tirta menyarankan sekitar satu gelas saat berbuka. Sementara untuk asupan air harian, sekitar delapan gelas saat sahur dan berbuka puasa. Dehidrasi atau kekurangan cairan yang tak segera ditangani bisa mengancam kehidupan seseorang.(ant/iss)