Akhirnya Surabaya punya Komunitas Stroke. Mereka mengajak masyarakat Surabaya untuk peduli gejala stroke.
Dr. Asra Al Fauzi, SpBS Pembina Komunitas Stroke Surabaya mengatakan, komunitas ini bertujuan menjadi wadah bagi masyarakat untuk berbagi pengalaman tentang stroke dan menjadi lebih peduli terhadap penderita stroke.
Komunitas ini terdiri dari beberapa survivor stroke serta beberapa masyarakat yang peduli akan stroke.
“Penyakit stroke sudah jadi penyakit mematikan nomor satu di Indonesia dan banyak masyarakat tidak mengetahui cara mencegahnya. Padahal penyakit ini bisa dicegah dan dihentikan,” katanya dalam gathering dan buka bersama Komunitas Stroke, Jumat (3/7/2015).
Dr. Azra mengatakan, masyarakat perlu mengenali tiga gejala stroke, antara lain wajah yang perot satu sisi, tangan yang tidak bisa digerakkan, serta gejala mendadak pelo atau sulit bicara.
“Dengan mengenali gejala ini, masyarakat bisa mulai peduli. Bila tampak satu gejala saja penderita harus segera dibawa ke rumah sakit, karena pertolongan yang cepat dapat menyelamatkan penderita dari lumpuh seumur hidup,” ujarnya.
Komunitas stroke diharapkan menjadi awal untuk mewujudkan Surabaya sebagai pusat rujukan stroke, serta sebagai pendukung agar Surabaya menjadi Kota Wisata Kesehatan di Indonesia.
Komunitas Stroke Surabaya ini didukung oleh beberapa komunitas lain di Surabaya. Antara lain Paguyuban Cak dan Ning, Kendos Runner, Komunitas Surabaya Punya Cerita dan lainnya yang turut hadir dalam gathering. (den/ipg)