Sabtu, 23 November 2024

Dana dan Wahana Kurang, Program Internsip Dokter Terkatung-Katung

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi

Keresahan para dokter baru yang telah lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) terkait ketidakpastian keberangkatan program internsip juga dirasakan dr. Rezaldy Her Wahono.

Ketika dihubungi suarasurabaya.net, Senin (29/6/2015) petang, Rezaldy menyayangkan lamanya waktu antrean program dokter internsip tersebut.

“Kami disuruh menunggu sembilan bulan untuk mendapat wahana (tempat internsip, red). Selama itu, kami terkatung-katung dan menjadi pengangguran,” katanya.

Rezaldy mengatakan dirinya hanya menginginkan jaminan keberangkatan internsip. “Masa pendidikan kami lama. Serta tidak semua dari kami orang mampu. Kami, para dokter diwajibkan memanusiawikan manusia, tapi kami tidak dimanusiawikan,” kata Rezaldy.

Dia menambahkan, bahkan para dokter lulusan UKMPPD yang dulunya bernama Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) periode November 2014, masih belum dapat mengikuti internsip karena lamanya antrean.

“Sedangkan, kami para lulusan UKMPPD periode Februari 2015 dijanjikan akan berangkat November 2015. Tapi itu juga belum pasti,” ujarnya

Dokter baru, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini, melalui akunnya, @rezaldyher juga sempat men-tweet ke @e100ss agar aspirasinya didengar. “Just look at us, hear us .‪#‎dokterinternsipIndonesia‬ ‪#‎dokterinternsipIndonesia ‪#‎dokterinternsipIndonesia,” tulisnya.

Mengenai ketidak jelasan waktu berangkat yang dialami para dokter baru tersebut, Prof. Mulyadi, Pengurus Komite Internship Dokter Indonesia periode 2011-2014 mengatakan, program internsip ini menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran dana dari nasional, tidak selalu menyesuaikan dengan siklus UKMPPD.

“Ketika ada dibuka intersip, jangan sampai menunda…. Karena belum tentu internsip berikutnya diadakan kembali dalam jeda waktu cepat,” kata Prof. Mulyadi dalam pengarahan internsip di Pontianak seperti dalam tweet ‏Perez Purnasari melalui akun @Pereziskandar.

Selain keterbatasan dana, kurangnya wahana juga menjadi kendala tersendiri. Hal itu terungkap dari seorang peserta di Pontianak yang menyatakan ada 500 teman seangkatannya yang tidak mendapat wahana.

“Ketika iship jadi persaingan antarsejawat. Soalnya kuota wahana dengan output ukdi jumlahnya tidak matching,” keluh Fauzan Harfy Ramdhan melalui twitter.

Menanggapi kondisi ini, Rizki Widya Nur ‏men-tweet, “Kalau kuota tidak memenuhi dana tidak cukup, apa tidak lebih baik ditiadakan dulu?”

Sekadar diketahui, kisruh pelaksanaan program internsip dokter di Indonesia, menarik perhatian publik setelah tagar #dokterinternsipIndonesia menjadi trending topic di twitter, Senin.

Setiap dokter yang mengikuti program wajib ini, akan mendapatkan bantuan biaya hidup sebesar Rp2.500.000 tiap bulan. Jumlah yang dibawah Upah Minimum Kota Surabaya tersebut dibayarkan tiap tiga bulan sekali. Bahkan menurut Alvin Kwardi ‏melalui @Alv_kwa, “Puluhan ribu dr. internship digaji telat dibawah standar.”(iss/ipg)

Teks Foto:
-dr. Rezaldy Her Wahono.
Foto: istimewa

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs