Tingkat Penghunian Kamar (TPK) perhotelan di Jawa Timur secara keseluruhan menurun 40 persen pada bulan ramadhan tahun ini. Hal ini disampaikan oleh M. Soleh Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim kepada suarasurabaya.net.
“Kondisi TPK Hotel memang menurun sejak periode Januari-Maret lalu ya akibat pelarangan rapat di hotel. Lalu ada peningkatan lagi pada April hingga Mei. Namun memasuki Juni dan bulan ramadhan TPK perhotelan di Jatim menurun lagi sebesar 40 persen,” katanya, Minggu (28/6/2015) malam.
Menurutnya, kondisi penurunan TPK perhotelan di Jawa Timur pada bulan ramadhan merupakan siklus tahunan yang harus dirubah. Katanya, pemerintah mesti turun tangan seperti membuat event internasional yang besar pada bulan ramadhan seperti ini.
“Selama ini event-event Jatim di bulan ramadhan sifatnya cenderung regional saja. Itu kurang berdampak pada TPK perhotelan. Pemerintah harus membuat event internasional untuk menarik wisman pada bulan ramadhan seperti ini. Sehingga mampu menggairahkan TPK perhotelan di Jawa Timur,” ujarnya.
Kondisi penurunan TPK perhotelan ini berbeda dengan pendapatan restoran-restoran yang ada di Jatim. Ujar Soleh, pendapatan restoran secara keseluruhan di Jatim bisa meningkat hingga 100 persen saat bulan ramadhan seperti ini.
“Ya karena bulan puasa ya, permintaan kuliner di masyarakat pasti meningkat,” pungkasnya. (dop/dwi)