Masyarakat Kota Surabaya diminta untuk cerdas dalam menyikapi berbagai pesan singkat atau SMS penipuan yang selama ini marak beredar.
AKBP Takdir Matantte, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, pelaku memanfaatkan kepanikan korban agar mentransfer sejumlah uang seperti yang diinginkan pelaku.
“Banyak yang kena, dibilang anaknya ditahan. Kalau mau anaknya dilepaskan, korban disuruh ke ATM untuk transfer. Juga SMS tentang hadiah,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (17/6/2015) pagi.
Bahkan, belakangan ada juga pelaku yang berani mengatas namakan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya untuk melakukan penipuan via SMS.
“Pelaku menggunakan nomor yang mirip-mirip dengan nomor saya. Modus seperti ini sering kita terima. Biasanya saat pergantian pejabat baru, mengatasnamakan pejabat baru,” katanya.
Modus yang digunakan oleh pelaku, pertama-tama mengajak berkenalan. Pelaku lalu meminta sejumlah uang dengan alasan ada anak buah Kasatreskrim yang kehabisan uang saat bertugas di Jakarta sampai tidak bisa pulang ke Surabaya.
“Masyarakat sudah pintar, hal seperti itu tidak masuk akal. Masak, Kasatserse, anak buahnya telantar di Jakarta. Kegiatan dinas itu sudah berbasis anggaran,” katanya.
AKBP Takdir menambahkan, pihaknya terus berupaya membongkar kasus penipuan semacam ini melalui kerjasama dengan provider seluler. Beberapa pelaku juga sudah banyak yang ditangkap karena dinilai sangat meresahkan masyarakat.
“Kalau ada hal seperti itu (penipuan via SMS, red) langsung laporkan ke nomor saya, agar bisa kita selidiki. Tanpa aduan, kita tanggap cepat tangani, bentuk responsif pihak kepolisian,” katanya.(iss/ipg)