Jokowi Presiden berharap NU menjadi pengembang Islam Nusantara dan penyangga Pancasila. Harapan Presiden itu disampaikan saat menghadiri Istighozah akbar di masjid Istiqlal dan pembukaan Musyawaran Nasional Alim Ulama NU.
Presiden mengatakan, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang sebagian besar beragama Islam. Namun di Indonesia antara agama yang satu dengan yang lain hidup rukun dan berdampingan serta tidak ada istilah mayoritas dan minoritas.
Ini yang seringkali menjadi pertanyaan dunia, konsep apa yang dipakai Indonesia sehingga kerukunan antar umat beragama di Indonesia bisa berjalan dengan baik.
Presiden juga mengatakan, Indonesia merupakan negara yang mempunyai toleransi cukup tinggi. Salah satunya adalah peran dari NU yang terus mengembangkan Islam Nusantara yang tidak memusuhi agama yang lain justru ingin membangun kebersamaan dari segi sosial.
Oleh karena itu, Presiden menaruh harapan besar pada NU ke depan ini sehingga apapun keputusan yang diperoleh dalam Munas Alim Ulama ini bisa memberikan roh atau kekuatan baru bagi Indonesia.
Mengenai usulan agar tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai hari Santri diawali dari perjuangan Harun yang ikut ambil bagian dalam meledakkan mobil Inggris di Jembatan Merah, Presiden mengatakan masih akan diproses karena masih banyak berbagai usulan yang mengiginkan hari Santri itu di tanggal yang berbeda-beda.
Presiden juga masih akan mempertimbangkan apakah bisa diterima apakah tanggal 22 Oktober itu sebagai Hari Santri yang ditandai dengan kegigihan seorang Santri yang
Teks Foto :
– Ribuan warga NU dari berbagai daerah tertahan di luar Masjid Istiqlal karena di dalam masjid sudah penuh. Mereka akan mengikuti pembukaan Munas alim ulama NU dan istighozah.
Foto : Jose Asmanu suarasurabaya.net