Sabtu, 23 November 2024

Industri Konser Musik Masih Cukup Menjanjikan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Mohammad Ichwan Sofwan (kanan), General Manager PT Dyandra Promosindo, ketika berdiskusi di Creative Action Suara Surabaya, Sabtu (13/6/2015). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Setelah tertidur pasca reformasi 1998, music event sebagai salah satu industri kreatif ternyata kembali tumbuh. Bahkan sepanjang 2012 hingga saat ini setiap tahun selalu ada lebih dari tiga kali gelaran musik berkelas dunia manggung di Indonesia.

Mohammad Ichwan Sofwan, General Manager PT Dyandra Promosindo, ketika menjadi pembicara di Creative Action Suara Surabaya yang digelar di Suara Surabaya Centre, Sabtu (13/6/2015) mengatakan, saat ini konser musik mulai mengalami pertumbuhan.

Sofwan mengatakan, sebelum era 1998, perkembangan konser musik di Indonesia sebenarnya cukup menggiurkan. Beberapa band besar bahkan beberapa kali manggung di Indonesia. Sebut saja Deep Purple pernah manggung pada 1998, begitu juga Bon Jovi, Green Day dan String pada 1994. “Bahkan Mettalica juga manggung di Indonesia,” kata Sofwan.

Namun kerusuhan politik pada 1998, serta isu terorisme, lantas ditambah isu sara dan adanya bom Bali menjadikan konser musik Indonesia mati suri.

Tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengubah segalanya, bahkan sejak tahun 2012, konser musik kembali tumbuh di Indonesia. Dari catatan Dyandra, konser musik pasca 2012 yang telah digelar di antaranya adalah datangnya Jennifer Lopez, lantas Metallica pada 2013, kemudian Bruno Mars dan David Foster pada 2014, serta Exo hingga One Direction juga tampil di Indonesia.

“Saat ini penyelenggara konser di Indonesia telah mencapai 60 perusahaan,” ujarnya. Sayangnya, besarya pertumbuhan perusahaan penyelenggara konser ini menjadikan harga artis-pun menjadi sangat mahal karena diantara perusahaan seringkali harus saling berebut.

Menjamurnya perusahaan konser tak hanya berimbas pada seringnya artis luar negeri datang ke Indonesia, beberapa artis dalam negeri-pun akhirnya juga sering menggelar konser. Dyandra mencontohkan, sejak bergeliatnya music event, beberapa artis lokal juga mulai bergeliat diantaranya adanya konser A Masterpiece of Erwin Gutawa, lantas Traya-KD, Raisa, serta Tulus.

Sayangnya, kata dia, untuk menjadi penyelenggara konser memang tidaklah sederhana. Pengalaman Dyandra Promosindo, untuk menyelenggarakan konser musik dengan mendatangkan artis luar negeri harus menyiapkan beberapa hal diantaranya adalah :

1. Cek jadwal artis
2. Cari promotor and partnership program
3. Berkoordinasi dengan regional agent, atau direct artist management
4. Penyusunan PNL (Profit and Loss) misalnya menyusun kapasitas dan harga tiket.
5. Melakukan beberapa tender yang diperlukan
6. Kontrak artis
7. Announcement
8. Ticketing management, termasuk menyusun bisnis tiket misalnya dengan menggandeng raja karcis, atau tiket dotkom.
9. Show management (aktifitas di dalam pangung, koreografi)
10. Impresario management (surat izin kerja artis, jika tidak keluar maka show tidak akan berjalan)
11.Promotion and sponsorship management (biasanya di dalam gedung tidak boleh ada satupun produk sponsor).

Yang pasti, konser musik di Indonesia saat ini memang cukup menjanjikan. Selain penghasilan dari tiket dan sponsor, penyelenggara biasanya juga mendapatkan bonus dari tiket meet and great, sebuah tiket khusus untuk berfoto bersama artis. “Bahkan satu tiket meet and great kami jual hingga Rp20 dan Rp30 juta bisa terjual,” kata Sofwan,

Dalam kesempatan ini, Sofwan juga mengatakan untuk Surabaya, penyenggara musik konser sebenarnya juga masih cukup menjanjikan. Perkembangan Surabaya otomatis akan menjadikan masyarakat juga butuh hiburan.

“Tapi daya beli tiket di Surabaya masih belum tinggi, sehingga jika membuat konser di Surabaya memang harus konser keliling beberapa kota sekaligus,” ujarnya. (fik/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs