Sabtu, 23 November 2024

Mendirikan Wedding Organizer Ternyata Mudah, Ini Caranya

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Veny Laksono, pendiri Celtic Creative Wedding Organizer, ketika menjadi pembicara dalam Creative Action di Suara Surabaya Centre, Sabtu (13/6/2015). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Wedding Organizer ternyata masih cukup menjanjikan di tengah menjamurnya industri kreatif. Bahkan WO, begitu biasa Wedding Organizer disingkat, juga terus tumbuh subur.

“Di Surabaya saja saat ini tumbuh ratusan WO, meskipun yang profesional baru belasan saja,” kata Veny Laksono, pendiri Celtic Creative Wedding Organizer, ketika menjadi pembicara dalam Creative Action yang digelar Suara Surabaya Media di Suara Surabaya Centre, Sabtu (13/6/2015).

Di hadapan puluhan peserta, Veny juga mengatakan jika mendirikan WO bukanlah perkara yang sulit. Hanya untuk menjadikan WO bisa bertahan membutuhkan sumber daya kreatif dengan berbagai ide baru.

Dia mencontohkan ide baju pernikahan yang dikenakan Lady Diana ketika menikah dengan Pangeran Charles, hingga saat ini masih menjadi trend mode pernikahan.

“Ada yang tahu, berapa panjang ekor baju Lady Diana? Saat itu panjangnya tujuh meter dan ini masih menjadi tren,” kata dia. Ide-ide seperti baju yang dikenakan oleh Lady Diana itulah yang dibutuhkan sehingga WO bisa survival.

Selain baju pengantin yang kreatif, acara pernikahan juga harus didesain sekreatif mungkin. Untuk langkah ini, Veny memberikan tips khusus, acara pernikahan minimal harus mengandung empat unsur.

“Jadi pernikahan itu minimal harus terlihat sakral, juga harus haru dan terakhir bahwa ini acara yang harus menggembirakan semuanya karenanya harus ada selebrasinya,” kata Veny.

Empat unsur ini, kata Veny yang juga mantan penyiar di beberapa radio ini, harus bisa menggambarkan theater of mind bagi siapapun yang hadir di acara tersebut.

Menjadi WO, juga tidak butuh modal besar. WO berbeda dengan Event Organizer (EO), karena WO rata-rata pemesannya sudah siap sehingga uang bisa dibayarkan di depan sehingga bisa menjadi modal untuk pelaksanaan acara pernikahan.

Veny mengisahkan, ketika awal mendirikan Celtic Creative Wedding Organizer pada tahun 2005, dirinya hanya bermodalkan sebuah laptop.

“Saat itu, ada tawaran dari Solo, saya ke sana dan hanya bermodal laptop ternyata mereka bersedia gunakan kami. Bahkan saat itu kami belum punya nama sehingga untuk tandatangan kontrak kami harus bikin nama dadakan,” kata dia.

Yang pasti, kata dia, mendirikan WO cukup bermodalkan etitude dan komitmen. Selain itu, pengalaman dan jam terbang juga sangat menentukan. Pengalaman ini bisa didapatkan dengan sering mengamati berbagai gelaran pernikahan yang ditangani WO.

Selain itu, WO harus bekerja sepenuh hati. “Pernikahan itu momen bahagia, kita harus menyatukan seluruh kepentingan keluarga agar mereka semua bahagia. Kalau pria ingin adat Solo sedangkan wanita adat Madura, ya bagaimana kita bisa mengakomodasi keduanya,” kata dia.

Sekadar diketahui, Creative Action adalah sebuah acara diskusi dua bulanan yang digelar Suara Surabaya Media dengan menghadirkan beragam pembicara guna membangkitkan tumbuhnya ekonomi kreatif. Beragam tema didiskusikan di Creative Action yang satu di antaranya dengan menghadirkan pendiri Celtic Creative Wedding Organizer. (fik/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs