Senin, 25 November 2024

Pemerintah Target Swasembada Kedelai Tercapai Tahun 2018

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Pemerintah mentargetkan bisa swasembada kedelai pada tahun 2018 mendatang. Target ini hanya terpaut satu tahun dari swasembada beras dan jagung yang diharapkan bisa terwujud pada tahun 2017 mendatang.

“Kami berusaha agar produksi kedelai meningkat dengan membantu para petani sehingga target swasembada 2018 bisa diwujudkan,” kata Jamil Musanif, Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Rabu (10/6/2015).

Untuk mewujudkan swasembada kedelai, pemerintah juga terus memberikan bantuan benih kedelai untuk meningkatkan produksi petani. Saat ini, produksi kedelai relatif terbatas sehingga pemerintah harus mengimpor dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Saat ini, sumber daya petani kedelai sebenarnya sudah cukup maju dengan penguasaan teknologi. Sayangnya, penyempitan dan tak adanya daya tarik kedelai menjadikan produk petani tak mampu memenuhi target sebesar 1,5 juta ton per tahun.

“Untuk mendukung upaya ini, kami juga telah minta pemerintah daerah ikut menjaga alih fungsi lahan melalui peraturan daerah,” kata dia.

Sementara itu, Dinas Pertanian Jawa Timur juga menargetkan produksi kedelai naik sebesar 35 persen. Produksi kedelai Jawa Timur diproyeksikan meningkat dari 355 ribu ton pada tahun lalu menjadi 480 ribu ton untuk tahun 2015 ini. “Kami tingkatkan produksi dengan pemanfaatan hutan besama rakyat yang saat ini mayoritas ditanami kedelai,” kata Ahmad Nurfalakhi, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur.

Pada tahap awal kata dia, ada sebanyak 18 ribu hektare lahan hutan yang ditanami kedelai. Lahan tersebut tersebar di Banyuwangi, Jember, Nganjuk, Madiun dan Ponorogo. Sedangkan, sekarang ini luas lahan kedelai yang ada sekitar 240 ribu hektare.

Pemerintah Jawa Timur juga telah memberikan insentif bagi para petani hutan. Seperti kegiatan upaya khusus seluas 34 ribu hektare dan bantuan lainnya seluas 54 ribu hektare. “Kami juga memberikan benih, pupuk hingga pestisida. Bantuan tersebut langsung ke rekening kelompok sebesar Rp1,8 juta per hektare. Untuk lahan hutan seluas 18 ribu hektare juga termasuk yang menerima bantuan,” kata dia.

Untuk mendorong petani hutan lebih giat menanam kedelai, penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) juga menjadi faktor penting. Saat ini HPP kedelai masih dalam tahap usulan ada kenaikan sekitar 6 persen dari harga tahun lalu. Jika HPP kedelai tahun lalu tahun lalu sebesar RP7.500 per kilogram, maka HPP baru idelanya sebesar Rp8.400 perkilogram. (fik/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
28o
Kurs