Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, Sidoarjo mendesak untuk segera dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Menurutnya, timbunan sampah di kabupaten itu sudah di atas seribu ton per hari. Ia menyebut, Sidoarjo sangat membutuhkan teknologi pemusnahan sampah. Rencana ini merupakan tindak lanjut dari pembangunan PLTSa pertama di Indonesia yang berlokasi di Surabaya.
Teknologi pemusnahan sampah bernama insinerator ini bukanlah teknologi murah. Saat ini, Joko Widodo Presiden telah memberikan insentif harga dari PLN yang menurutnya cukup menarik.
“Di Ratas (Rapat Terbatas, red) kemarin, Presiden nanya ini dikasih insentif kok enggak jalan-jalan sampai hari ini. Maka kemudian, dilihat satu per satu. Kemudian kata presiden empat dulu aja jalan. Kalau empat jalan, kita bisa replikasi. Maka kami semaksimal mungkin mencoba bagaimana Surabaya ini sukses,” ujar Emil ketika ditemui di Kampus Unair, pada Rabu (17/7/2019).
Ia mengaku, pembangunan PLTSa di Sidoarjo akan dilakukan setekah PLTSa di Surabaya rampung dalam proses perjanjian jual beli listrik antara pengelola TPA Benowo dengan PLN.
“Maka kemarin sudah diputuskan di Ratas, arah yang tegas dan jelas yang disampaikan ke PLN. Kami terus follow tiap hari. Artinya kalau bisa hari ini kenapa besok. Apa langkah PLN setelah ratas kemarin. Karena setelah Ratas kemarin ada risalah, ini lah yang bakal jadi rujukan. Tadi pagi saya telpon dengan deputi Menko Maritim, beliau menyampaikan akan segera follow up dengan PLN segera setelah rapat risalah ini official. Karena risalah menjadi dasar agar perjanjian jual beli listrik ini konsisten dengan Perpres Nomor 35. Itu keputusan dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Selain berencana mengajukan Sidoarjo, Emil mengatakan mengkaji beberapa lokasi lain, seperti Malang Raya, Lamongan, Pasuruan, Jember, dan Gresik. (bas/iss/ipg)